Pemijahan ikan mas
Pemijahan
ikan mas
A.Pemijahan
ikan mas
Memijahan ikan mas adalah kegiatan menyatukan induk jantan
dan betina dalam satu tempat. Penyatuan itu akan menimbulkan rangsangan bagi
jantan untuk mendekati betina, hingga betina terangsang untuk memijah, atau
istilah umumnya kawin. Dari induk betina akan keluar telur, dan dalam waktu
yang sama dari induk jantan keluar sperma. Dari kejadian itu, maka telur-telur
akan dibuahi secara alami dalam air. Tiga hal yang menjadi kunci keberhasilan
pemijahan.
Pertama, induk betina harus betul-betul matang gonad,
sehingga ketika jantan mendekati dapat dengan terangsang untuk memijah. Selain
itu, kualitas telur juga harus baik, sehingga dapat dibuahi dengan sempurna.
Kedua, induk jantan juga harus telah matang
gonad. Artinya spermanya telah siap untuk mebuahi telur-telur dengan sempurna.
Ketika disatukan, dalam waktu yang singkat jantan terangsang untuk mendekati
betina, menciumi tubuh betina, mengejar-ngejar betina hingga lawan jenisnya itu
turut terangsang, dan terjadi pemijahan.
Ketiga, tempat pemijahan juga harus dapat memberikan
rangsangan kepada keduanya untuk memijah. Karena percuma saja keduanya matang
gonad kalau tempat tidak mendukung proses pemijahan. Karena itu, situasi di
tempat pemijahan harus diciptakan sedemikian rupa, agar mirip, atau seperti
situasi di alamnya. Tentu saja situasi ini hanya diciptakan dengan melalui
persiapan tempat yang matang. Tanpa itu, tidak dapat tercipta. Mungkin lebih
baik tidak perlu melakukan pemijahan.
Penetasan telur ikan mas
Menetaskan telur ikan mas adalah merawat telur- telur dari
hasil pemijahan hingga menetas. Kegiatan ini dilakukan selama 2 – 3 hari,
tergantung suhu air. Pada suhu 23 – 26 O C telur ikan mas menetas dalam 2 hari
(rata-rata 48 jam). Sedangkan pada suhu 27 – 30 O C, telur menetas dalam 3 hari
(rata-rata 72 jam). Setelah menetas, telur tidak langsung dipindahkan ke kolam
pendederan, tetapi dibiarkan dahulu selama 2 hari, dengan tujuan untuk
membiarkan kondisi tubuh larva menjadi kuat. Dalam waktu itu, larva tidak
membutuhkan pakan tambahan, karena masih menyimpan makanan cadangan yang
dibawanya yang disimpan dalam kantong kuning telur. Penetasan telur ikan mas,
dapat dilakukan dalam 2 cara. Pemilihan kedua cara itu tergantung dari jumlah
kolam penetasan yang dimiliki, dan juga tergantung dari jadual pemijahan yang
sudah dibuat. Bila kolam pemijahan lebih dari satu, dan jadual pemijahan tidak
padat, maka yang dipilih cara pertama. Sedangkan bila kolam pemijahan hanya satu
buah, dan jadual pemijahan padat, maka yang dipilih cara kedua.
Cara pertama Telur ditetaskan di kolam pemijahan. Dalam cara
ini, telur-telur dibiarkan di kolam pemijahan, atau tidak dipindahkan. Yang
dipindahkan dari kolam pemijahan adalah induk jantan dan betina. Cara ini
sangat praktis. Induk ditangkap dengan tangan atau lambit. Agar mudah
ditangkap, beberapa kakaban yang telah berisi telur dikeluarkan, dan diletakan
di luar hapa, dengan cara membuka tali ikatan pada bambu. Selain itu, salah
satu sudut hapa ditarik agar induk bisa tergiring ke sudut hapa yang lain. Satu
demi satu induk jantan dan betina ditangkap, kemudian dipelihara kembali di
kolam pematangan gonad hingga pemijahan berikutnya. Setelah induk ditangkap,
hapa dirapikan kembali, terutama bagian dasarnya. Demikian juga dengan kakaban,
kedua bambu dipasang kembali, dan kakaban dirapikan kembali seperti semula.
Selama penetasan, harus terus mengalir.
Cara kedua Telur tidak ditetaskan di kolam pemijahan, tetapi
ditetaskan di kolam pendederan. Tentu saja, dalam cara ini telur-telur tidak
dibiarkan di kolam pemijahan, tetapi dipindahkan ke kolam pendederan yang
sebelumnya sudah disiapkan. Cara ini kurang praktis, karena memindahkan telur
lebih sulit dibandingkan dengan memidahkan induk, perlu waktu yang cukup lama,
dan tenaga yang cukup banyak. Selain itu, memindahkan telur harus hati-hati
agar tidak rusak. Pemindahan telur dilakukan sebelum matahari terbit. Tujuannya
agar telur tidak diganggu induknya. Namun sebelum dipindahkan, kolam pendederan
harus sudah disiapkan terlebih dahulu (lihat cara persiapan kolam pendederan).
Caranya, tancapkan dua pasang batang bambu ke tanah dasar kolam; tancapkan pula
dua pasang yang lain dengan lurus; masukan sebatang bambu diantara dua
tiang-tiang itu, hingga akhirnya terpasang dua batang bambu yang lurus; letakan
satu demi satu kakaban; setelah terpasang semua, masukan dua batang bambu yang
lain agar bisa menjepit kakaban itu; letakan dua atau empat pemberat agar letak
permukaan kakaban 10 cm di bawah permukaan air. Jangan lupa, selama penetasan,
air harus mengalir. Setelah kakaban dipindah, induk jantan dan betina
ditangkap, lalu dipelihara lagi di kolam pematangan gonad hingga pemijahan
berikutnya. Hapa diangkat, dibersihkan, lalu dijemur. Sedangkan kolam pemijahan
dikeringkan, untuk disiapkan kembali dalam pemijahan berikutnya.