Pemijahan Ikan Lele
Pemijahan Ikan
Lele
Saat ini banyak berkembang cara pemijahan ikan lele, mulai
dari cara alami hingga cara intensif. Hampir semua metode bisa dilakukan
sendiri oleh para pembudidaya. Cara pemijahan ikan lele secara alami dilakukan
dengan melepaskan ikan lele berpasangan dalam kolam yang telah dipersiapkan.
Ikan lele yang siap kawin akan melakukan pembuahan dengan sendiri.
Sedangkan,
cara pemijahan ikan lele intensif dilakukan dengan penyuntikan hormon,
penyuntikan hipofisa, hingga pembuahan in vitro atau pembuahan dalam tabung
reaksi yang dilakukan oleh manusia. Berikut beberapa metode pemijahan ikan lele
yang bisa dilakukan para pembudidaya secara mandiri.
Pemijahan
ikan lele secara alami
Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami adalah
dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang
ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak
ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pemijahan.
Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan
terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah
panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam
terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan.
Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam
30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.
Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan
bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam
tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil
pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh
mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan
lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan.
Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar.
Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam
pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00
hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup,
untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses
pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil
dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari
kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk
ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya
telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam
pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam
terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan
suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.
Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi
larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk
mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa pemberian
makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.
Pemijahan
dengan penyuntikan hipofisa
Pada dasarnya pemijahan ikan lele dengan penyuntikan hipofisa
sama dengan pemijahan cara alami. Baik dari kesiapan induk, kondisi kolam
maupun penanganannya. Perbedaannya terletak pada proses penyuntikan hipofisa
pada induk ikan sebelum proses pemijahan dilakukan. Proses penyuntikan
dilakukan baik terhadap induk jantan maupun betina. Fungsi penyuntikan hipofisa
untuk merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur. Sehingga hasil yang
diperoleh akan lebih maksimal dibandingkan dengan pemijahan ikan lele secara
alami.
Kelenjar hipofisa didapatkan dari ikan donor, bisa ikan lele
atau ikan mas yang telah dewasa. Usahakan ikan donor memiliki bobot yang setara
dengan bobot induk. Misalnya, untuk induk dengan bobot 750 gram carilah ikan
donor dengan bobot yang sama. Hal ini untuk memastikan induk ikan memperoleh dosis
hipofisa yang tepat.
Cara mendapatkan kelenjar hipofisa adalah dengan membelah
kepala ikan. Berikut cara untuk mendapatkan kelenjar hipofisa dari ikan lele.
Peralatan yang dibutuhkan adalah pisau, tang penjepit, pinset, gelas atau
tabung reaksi, gelas penggerus dan suntikan. Sebagai catatan, semua peralatan
yang digunakan harus bersih lebih bagus lagi kalau steril dan tangan harus
dalam keadaan bersih.
§ Pertama-tama potonglah ikan
pada bagian pangkal kepala (misalnya, leher pada manusia) dengan pisau yang
bersih.
§ Letakkan mulut ikan lele
mengarah keatas, buka mulut ikan lele lalu belah bukaan mulut dengan pisau
secara melintang sehingga kepala ikan terbelah menjadi bagian atas dan bawah.
Ambil bagian atas dan bersihkan dari darah.
§ Buang tulang penutup hipofisa
dengan tang penjepit, angkat kelenjar hipofisa. Kelenjar berbentuk butiran
berwarna putih.
§ Gerus kelenjar hipofisa
dengan gelas penggerus, encerkan dengan air aquadestilata sebanyak 2 ml.
§ Pindahkan hipofisa yang sudah
dicampur air pada tabung, kocok selama 2-3 menit. Setelah itu biarkan selama 5
menit. Cairan akan memisah, bagian bawah berupa endapan dan lapisan atas cairan
jernih.
§ Ambil bagian cairan jernih
dengan jarum suntik. Hipofisa siap disuntikkan pada induk pemijahan ikan lele.
Penyuntikan pada induk ikan lele dilakukan pada bagian
punggung. Caranya, ambil indukan tutup kepalanya dengan kain basah. Suntik pada
otot punggung dengan kemiringan 30o-60o dari arah ekor sedalam 1,5-2,5 cm. Suntik
secara perlahan, setelah semua cairan habis cabut jarum suntik lalu urut otot
punggung agar cairan menyebar merata.
Masukan induk jantan dan betina yang sudah disuntik kedalam
kolam pemijahan. Selanjutnya proses pemijahan ikan lele dengan penyuntikan sama
dengan proses pemijahan alami.
Pemijahan ikan lele in vitro
Pemijahan ikan lele secara in
vitro adalah proses pemijahan dimana pembuahan dilakukan oleh manusia dalam
sebuah tabung atau wadah. Cara ini menuntut tingkat keterampilan dan ketelitian
yang tinggi. Berbeda dengan ketiga cara di atas, dalam pemijahan ikan lele
secara in vitro induk ikan jantan dibunuh dan diambil spermanya. Sementara
induk ikan betina disuntik terlebih dahulu, kemudian diurut bagian perutnya
agar sel telurnya keluar. Penyuntikan bisa dengan menggunakan kelenjar hipofisa
ataupun hormon perangsang.
Alat dan bahan yang
diperlukan untuk proses pemijahan ikan lele in vitro antara lain mangkung
plastik atau kaca, bulu ayam, kertas tisu, pisau, gunting, pinset, suntikan,
dan sodium klorida 0,9% (cairan infus). Wadah penetasan telur bisa memakai
akuarium, fiberglass, atau bak terpal plastik. Kondisi dan kualitas air sama
dengan ketiga cara sebelumnya. Semua peralatan harus dalam keadaan bersih,
lebih baik lagi steril. Berikut langkah-langkah metode pemijahan in vitro:
§ Siapkan sperma ikan lele
jantan dengan cara membedah perut secara membujur. Kantong sperma berbentuk
pipih memanjang berwarna putih. Angkat kantong sperma, keluarkan sperma dengan
cara memotong kantong dengan gunting, tampung dalam mangkuk.
§ Siapkan induk betina yang
sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya. Keluarkan sel telur dengan cara mengurut
perut induk lele ke arah kelaminnya. Sel telur akan keluar lewat lubang
kelamin, lalu tampung dengan mangkuk.
§ Campurkan sel telur dengan
sperma dalam mangkuk sedikit demi sedikit. Aduk perlahan dengan bulu ayam.
Encerkan campuran dengan air bersih lalu aduk perlahan sampai merata.
§ Masukan campuran sel telur
dan sperma kedalam kolam penetasan. Tebarkan dengan bulu ayam.
§ Lakukan pengayaan oksigen
pada kolam penetasan dengan aerotor. Aerotor jangan terlalu kencang sehingga
menggoncang telur, tetapi juga jangan terlalu kecil. Selanjutnya jaga kondisi
kolam penetasan seperti ketiga metode di atas hingga larva menetas.