Materialisme Dalam Filsafat



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Awal Materialisme dalam filsafat adalah lahirnya naturalism, demikian Juhaya S. Pradja (2000:96) menjelaskan, kata “nature” atau alam yang dipakai dalam filsafat bukan hanya terbatas pada alam lautan, gunung, dan kehidupan liar. Akan tetapi, tercakup didalamnya astronomi yang mencakup bagian-bagian yang luas dari ruang dan waktu, dari Fisika dan Kimia serta analisisnya yang bersifat atom dan sub atom. Dalam perspektif ini, kehidupan manusia mungkin tampak sebagai suatu perincian, tetapi kata “alam” tidak merupakan kebalikan dari manusia, karya-karyanya serta kebudayaannya. Alam mencakup semua itu dalam suatu system fenomena yang satu serta tidak terbagi-bagi.

B.  Rumusan Masalah
      1.            Bagaimana sejarah Filsafat Materialisme?
      2.            Apa definisi Filsafat Materialisme?
      3.            Apa saja Bentuk-bentuk dari Filsafat Materialisme?
C.  Tujuan
      1.            Mengetahui sejarah Filsafat Materialisme
      2.            Mengetahui definisi Filsafat Materialisme
      3.            Mengetahui Bentuk-bentuk dari Filsafat Materialisme




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
            Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di Bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaxy. Atau seorang, yang berdiri dipuncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah dibawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya. Karakteristik berfikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat  hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingi yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan padanya.
            Materialisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi. Pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan pada unsure fisik. Materi adalah sesuatu hal yang kelihatan, dapat diraba berbentuk, menepati ruang. Hal-hal yang bersifat kerohanian seperti pikiran, jiwa, keyakinan, rasa sedih, dan rasa senang tidak lain hanyalah ungkapan proses kebendaan.Tokoh-tokohnya antara lain:
Demokritos (460-370 SM), berkeyakinan bahwa alam semesta tersusun atas atom-atom kecil yang memiliki bentuk dan badan. Atom-atom ini mempunyai sifat yang sama, perbedaannya hanya tentang besar, bentuk dan letaknya. Jiwa pun, menurut Demokritos dikatakan terjadi dari atom-atom, hanya saja atom-atom jiwa itu lebih kecil, bulat dan amat mudah bergerak.
Thomas Hobbes (1588-1679), berpendapat segala sesuatu yang terjadi didunia  merupakan gerak dari materi. Termasuk juga pikirn, perasaan adalah gerak materi belaka. Karena segala sesuatu terjadi dari benda-benda kecil, maka bagi Hobbes, filsafat sama dengan ilmu yang mempelajari benda-benda.
Didalam bidang metafisika materialisme berpendapat bahwa materi atau benda itu adalah substansi dari realitas, sedangkan dalam bidang etika lebih mengutamakan kesejahteraan jasmani daripada kesejahteraan Rohani. Bahkan materialisme yang ekstrim mengatakan bahwa dunia ini hanya terdiri dari benda-benda material saja. Tokohnya La Mattrie (1709-1751)[4]

B.    Naturalisme
            Aliran Filsafat Materialisme memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi belaka. Tokoh aliran ini adalah Ludwig Freuerbach (1804-1872 M). menurutnya hanya alamlah yang ada. Manusia adalah alamiah juga.
            Dalam pandangan materialisme, baik yang kolot maupun modern, manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu. Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda seperti kayu dan batu. Akan tetapi, materialisme mengatakan bahwa pada akhirnya, jadi pada prinsipnya, pada dasarnya, manusia hanyalah sesuatu yang material; dengan kata lain materi, betul-betul materi. Menurut bentuknya memang manusia lebih unggul ketimbang Sapi, Batu, atau Pohon, tetapi pada eksistensinya manusia sama saja dengan Sapi. Dilihat dari segi keberadaannya juga sama. Nah, disinilah bagian ajaran materialisme itu dihantam oleh eksistensialisme.
            Eksistensialisme menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama. Manusia berada di dunia, Sapid an Pohon juga. Akan tetapi, cara beradanya tidaklah sama. Manusia berada didalam dunia, ia mengalami beradanya di dunia itu: manusia menyadari dirinya berada di dunia. Manusia menghadapi dunia, menghadapi dengan mengerti apa yang dihadapinya itu. Manusia mengerti gunanya pohon, gunanya batu, dan salah satu diantaranya ialah ia mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti. Apa arti semua ini? artinya ialah manusia adalah subyek. Subyek artinya yang menyadari, yang sadar barang-barang yang disadarinya disebut Obyek.

Lalu, dimana kesalahan materialisme???
Rene Le Senne, seorang existentialis, merumuskan kesalahan materialisme itu secara singkat: kesalahan itu adalah detotalisasi. De artinya memungkiri, total artinya seluruh. Maksudnya, Detotalisasi adalah memungkiri manusia sebagai keseluruhan. Pandangan materialisme itu belum mencakup manusia secara keseluruhan. Pandangan tentang manusia seperti pada materialisme itu akan membawa konsekuensi yang amat penting. Lahirnya eksistensialisme merupakan salah satu dari konsekuensi itu.
Yang terpenting bagi manusia bukan akalnya, tetapi usahanya. Sebab pengetahuan hanyalah alat agar usaha manusia berhasil. Kebahagiaan manusia dapat dicapai didunia ini. oleh karena itu agama dan metafisika harus ditolak. Menurut dia, Agama timbul dari sifat egoism manusia yang mendambakan kebahagiaan. Apa yang atidak ada pada manusia tetapi didambakannya. Digambarkan sebagai kenyataan yang ada pada para Dewa. Karena itu Dewa sebenarnya merupakan keinginan manusia. Bahwa ada banyak Dewa yang bermacam-macam, itu disebabkan karena manusia memiliki bermacam-macam keinginan.

C.    Materialisme
Istilah Materialisme dapat didefinisikan dengan beberapa cara:
1)      Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan bergerak merupakan unsure-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran,  termasuk didalamnya segala proses fisikal merupakan mode materi tersebut dan dapat disederhanakan menjadi unsure-unsur fisik.
2)      Materialisme adalah doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik.
Kedua definisi tersebut mempunyai implikasi yang sama walaupun cenderung untuk menjanjikan bentuk materialisme yang lebih tradisional. Pada akhir-akhir ini, doktrin tersebut dijelaskan  sebagai energism yang mengembalikan segala suatu pada bentuk energy, atau sebagai suatu bentuk dari positivisme yang member tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti ultimate nature, of reality.
Materialisme modern mengatakan bahwa alam (universe) itu merupakan kesatuan materiil yang tak terbatas: alam, termasuk kesatuan material yang tak terbatas; alam, termasuk didalamnya segala materi dan energy (gerak atau tenaga) selalu ada dan akan tetap ada, dan bahwa alam adalah realitas yang keras, dapat disentuh, materiil, objektif, yang dapat diketahui oleh manusia. Materialisme modern  mengatakan bahwa materi itu ada sebelum  jiwa , dan dunia materiil adalam yang pertama, sedangkan pemikiran tentang dunia ini adalah nomor dua.
Kelompok materialis, sebagaimana kelompok aliran-aliran filsafat lainnya, tidak sepakat atas segala persoalan, atau tidak berpegang seluruhnya pada persoalan-persoalan tersebut diatas. Dalam dunia sekarang, materialisme dapat mengambil dari salah satu dari dua bentuk:
1)      Mekanisme atau materialisme mekanik
2)      Materialisme dialektik, yang merupakan filsafat resmi dari Rusia, Cina dan kelompok-kelompok komunis lainnya diseluruh dunia.
1.      Materialisme Mekanik
Dalam arti sempit, materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat  diterangkan menurut hokum yang mengatur materi dan gerak. Materialisme berpendapat bahwa semua kejadian dan kondisi adalah akibat yang lazim atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi dalam alam hanya merupakan bentuk yang lebih kompleks daripada bentuk inorganic atau bentuk yang lebih rendah. Bentuk yang lebih tinggi tidak mengandung materi atau energi baru dan prinsip sains fisik adalah cukup untuk menerangkan segala yang terjadi atau yang ada. Semua proses alam, baik inorganik atau organik, telah dipastikan dan dapat diramalkan jika segala fakta tentang kondisi sebelumnya dapat diketahui.
Cara berpikir yang sangat representative  dari pandangan Yunani adalah cara yang terkandung dalam kata Phytagoras, Plato dan Aristoteles. Menurut pandangan ini, teraturnya dunia dan keberesannya disebabkan oleh adanya akal atau maksud. Filosof-filosof Yunani lainnya berpendapat bahwa ala mini dapat dijelaskan hanya sebagai gerak. Atomisme kuantitatif dari Democritus mungkin merupakan penyajian pertama yang sistematik dari mekanisme. Aktivitas psikis hanya merupakan gerak atom-atom sangat lembut dan mudah bergerak, Epicuros dan penyair Romawi Lucterius telah memopulerkan pandangan yang sama, sebelum mekanisme dilupakan orang pada abad pertengahan.
Dari abad ke-15 hingga abad ke-20, materialisme menjadi sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran barat Karena perkembangan sains matematika serta metode eksperimen dalam ilmu alam. Banyak orang yang beranggapan bahw dunia ini hanya terdiri dari kuantitas fisik yang dapat diukur dengan matematika.
Menurut materialisme mekanik, akal dan aktivitas-aktivitasnya merupakan bentuk-bentuk behavior (tindak-tanduk makhluk hidup). Oleh karena itu, psikologi menjadi suatu penyelidikan tentang behavior, dan akibatnya, otak dan kesadaran dijelaskan sebagai tindakan-tindakan otot, urat saraf atau kelenjar. Proses tersebut kemudian dapat dijelaskan dengan fisika dan kimia. Akhirnya, nilai dan ideal hanya menjadi cap subjektif bagi situasi dan hubungan-hubungan fisik.
Materialisme mempunyai bermacam-macam bentuk, dari materialisme atomic pada zaman dahulu sampai kepadabehaviorisrae metafisik dan realism fisik pada zaman-zaman terakhir. Beberapa pengikut materialisme mengakui adanya pluralitas peraluran alam yang telah berevolusi dari dasar fisik, tetapi semuanya berusaha memakai suatu prinsip yang pokok yang tidak lebih jauh daripada metode objektif dan istilah-istilah sains alami.
Dasar-dasar materialisme dibentuk oleh sains matematika dan fisika. Prinsip-prinsip penjelasan tersebut, kemudian dipakai oleh ilmu-ilmu Biologi, Psikologi, dan ilmu masyarakat.
a.      Daya Tarik Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik mempunyai daya tarik yang sangat besar karena kesederhanaannya. Dengan menerima pendekatan itu, seseorang merasa telah dapat membebaskan diri dari problema yang membingungkan selama berabad-abad. Apa yang real (benar, sungguh-sungguh ada) dalam manusia adalah badannya, dan ukuran kebenaran atau realitas adalah badannya, dan ukuran kebenaran atau realitas adalah sentuhan penglihatan dan suara, yakni alat vertivikasi eksperimental.
Karena kebanyakan orang banyak berhubungan dengan benda-benda material, materialisme mekanik sangat menarik mereka. Suatu filsafat yang menganggap bahwa hanya benda benda itulah yang real, tentu mempunyai daya tarik bagi orang banyak.
Materialisme sebagai suatu teori dan metode telah memberikan hasil yang besar dalam sains alam. Banyak orang yang tidak dapat menjelaskan beberapa hal secara seksama sampai mereka dapat ,menjelaskannya secara mekanik. Dalam arti ini sifat jelas menjadi sama dengan penjelasan mekanik dan materialistic. Kemudian, materialisme mekanik, dalam bentuknya yang meliputi banyak hal, tampaknya telah membebaskan manusia dari tanggung jawab pribadi atau moral. Ukuran moral dari ajakan untuk mencapai ideal hanya akal berarti bahwa manusia itu memiliki “kemerdekaan bertindak”. Bagi sekelompok orang, tidak adanya tanggung jawab ini sangat menyenangkan, karena hal ini mengeluarkan problematika etika dan moralitas dari pertimbangan-pertimbangannya atau menjadikan problema tersebut bersifat subjektif dan relative.

b.      Implikasi Materialisme Mekanik
Banyak ahli piker berpendapat bahwa jika sains dapat menjelaskan segala sesuatu dengan sebab mekanik saja, tak ada alasan untuk percaya kepada Allah dan tujuan alam. Hokum yang sama  berlaku bagi manusia, binatang-binatang yang rendah, dan planet. Kesadaran pikiran adalah hasil dari perubahan-perubahan dalam otak atau urat saraf. Alam diatur dengan hokum fisik materiil, walaupun hal itu mengenai proses yang sangat kompleks dan halus dari akal manusia. Hidup hanya merupakan proses fisiologi dan hanya mempunyai arti fisiologi. Materialisme mekanik mengatakan bahwa akal kesadaran adalah tindak-tanduk yang sejenis dengan aktivitas urat saraf, kelenjar atau otot-otot. Segala aktivitas manusia mengakui hokum fisik. Gerak stimulus dan respon dalam system urat saraf adalah fotomatik dan mekanik. Kesadaran harus disingkirkan atau dianggap sebagai epiphenomenal, yaitu fenomena yang menyertai proses badaniah seperti pijar atau emanasi dari otak. Pikiran adalah subvocal speech, yaitu kata-kata secara diam atau gerak otak.
Mekanisme yang sempurn mengandung determinasi yang sempurna dan universal serta menolak kebebasan memilih. Seseorang hanya dapat menerima fakta fisik sebagaimana yang terjadi dan sebagaimana dilukiskan oleh sains alam, kecuali jika menggunakan kekuatan materiil untuk mengubah fakta-fakta fisik. Ini semua adalah implikasi dari materialisme mekanik yang tuntas.
Perkembangan terakhir dalam sains alam telah melemahkan dasar dari mekanisme lama dan materialisme. Pandangan mekanisme dan materialisme kuno yang berdasarkan pada mekanika newton. Ahli sains sekarang member perhatian pada beberapa konsep baru, seperti organisme novelty possibility (hal yang baru), kemampuan, kemungkinan, (becoming) menjadi, dan pandangan si pengamat (point of view). Materialisme mekanik terpaksa melakukan satu dari dua kemungkinan:: pertama, Menghindari benda-benda yang merupakan realitas pokok dari sebagian besar dari manusia atau memberi kepada materi suatu kekuatan untuk menjadi seorang yang sadar dan memerhatikan kebenaran, keindahan, kebaikan, dan cinta. Dunia telah memunculkan manusia-manusia yang menjadi pengungkap materialisme dan menjadi pencipta mesin-mesin. Alam telah memunculkan manusia dengan rasa cinta dan kebencian, dengan harapan dan aspirasi dengan kesadaran dan akal. Mereka berusaha untuk mencapai ideal dengan kerja keras. Mereka menceburkan diri kedalam aktivitas yang cocok dan menengok masa silam dan masa yang akan datang.
c.       Marxism (Karl Mark 1818-1883)
Marxisme adalah aliran dalam filsafat yang gaungnya cukup memekakkan telinga, tetapi Marxisme tidak akan lepas dari Karl Marx yang menjadi madzab besar aliran ini. Karl Marx adalah orang yang melahirkan Marxisme, tak ada Marxisme tanpa Karl Marx, dan meskipun Karl Marx telah tiada, ajaran-ajarannya masih dipelajari, bahkan dijadikan ideology suatu Negara di dunia.
Marx lahir di Trier (Traves) Jemian tahun 1818. Ayahnya seorang Yahudi dan pengacara yang cukup ”berada”. Ia masuk Protestan ketika Marx berusia enam tahun. Seusainya dari Gymnesium, Marx melanjutkan studinya ke Universitas di Bonn, kemudian Berlin. Ia memperoleh gelar doctor dengan desertasinya tentang filsafat Euphcurus dan Democtirus.Harapannya untuk menjadi professor tidak tercapai, kemudian ia pun menjadi pengikut Hegelian sayap kiri dan pengikut Feurbach. Dalam usia 24 tahun, Marx menjadi redaktur Koran Rheinich Zeitun yang dibredel pemerintahnya karena dianggap revelusioner.
d.      Tiga Sumber Filsafat Marx
Pemikiran Marx dipengaruhi oleh tiga sumber penting, yaitu: Filsafat klasik Jerman, Sosialisme Perancis, dan Ekonomi Inggris. Marx, juga Engels, mempertahankan materialisme yang diambilnya dari Feurbach dan menjadikan teori filsafatnya. Metode untuk mendekati, memahami, dan mempelajari gejala alam diambilnya dari system dialektika Hegel, sehingga lahirlah materialisme diakletik yang dikembangkan menjadi materialisme historis. Materialisme historis merupakan puncak prestasi ilmiah Marx.






BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
       Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik, hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Ciri utamanya adalah menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extensa), dan bersifat objektif, sehingga bisa diukur, dikuantifikasi (dihitung), dan diobservasi. Filosuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalahEpikuros. Ia merupakn salah satu filosuf terkemuka pada masa filsafat kuno.
       Paham ini sudah ada sejak berabad-abad tahun yang lalu, paham ini juga begitu besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia bahkan terasa sampai sekarang. Paham ini mempengaruhi peta pemikiran manusia yang seharusnya hidup berdampingan secara damai tetapi pemikiran ini justru berdampak negatif bagai racun yang menyebar dan mematikan meski pemikiran ini kerapkali dihiasi dengan komposisi yang Nampak indah dan memukau. Oleh karena itu, agar tidak mudah terpesona oleh godaan-godaan yang ditawarkan oleh paham materialisme, maka cara yang paling jitu bagi seorang muslim adalah kembali pada akidah Islamiyah.
B.  Saran
       Dengan mempelajari filsafat dan dengan memperdalam wawasan mengenai aliran-aliran di dalamnya yang salah satunya adalah Materialisme, diharapkan seorang muslim bisa membekali diri dan memberikan filter pada dirinya terhadap paham-paham yang dapat merusak akidah. Kami juga sarankan bagi anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang filsafat-filsafat yang lain, agar kita semua bisa mengetahuinya dan memahaminya, sehingga tidak bertindak sesuatu yang dapat melanggar agama.


DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, 2013, Dasar-dasar Filsafat, Haraksindo, Bandar Lampung
Hakim, Atang Abdul, dan Beni Ahmad Saebani, 2008, Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi, Pustaka Setia, Bandung
Syadali, Ahmad, dan Mudzakir, 2004, Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung
Hasan, Fuad, 2010, Filsafat Ilmu, Rineka Cipta.
Muhdafir, Ali, 2007, Mengenal Filsafat dalam Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu  pengethuan, Liberty, Yogyakarta
Suriasumantri, Jujun,S., Filsafat Ilmu, 2009, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Anonim. Aliran Filsafat Materialisme, 2012. Diakses pada 24 November 2016, melaluihttp://sibuba.wordpress.com/2012/01/03/filsafat-materialisme
Anonim. Makalah Materialisme, 2013. Diakses pada 24 November 2016, melalui http://montzella.blogspot.com/2013/03/makalah-materialisme. 

Subscribe to receive free email updates: