Makalah Pemberontakan Republik Maluku Selatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada 25 April
1950 RMS diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan pro-Belanda
yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara
Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama
dan J.H. Manuhutu.
Pemerintah
Pusat yang mencoba menyelesaikan secara damai, mengirim tim yang diketuai Dr.
J. Leimena sebagai misi perdamaian ke Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri
dari para politikus, pendeta, dokter dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat
memutuskan untuk menumpas RMS, lewat kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di
bawah pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 14 Juli
1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting RMS. Sementara,
RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai
perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah.
Pemberontakan
ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950, sementara para
pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000 orang Maluku
Selatan, tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar 12.500
orang), mengungsi ke Belanda, yang saat itu diyakini hanya untuk sementara
saja.
RMS di Belanda
lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda
Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono
pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John
Watilette perdana menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat
bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi
di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan
RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan
tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu
seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya
donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan
dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS
(bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi
seperti Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih
kemerdekaan penuh.
Pemimpin
pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin
kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete
adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian RMS?
2. Sejak kapan Pemberontakan RMS berlangsung?
3. Kapan akhir Pemberontakan RMS?
4. Sebutkan tokoh-tokoh yang berada di balik Pembentukan RMS?
5. Bagaimana peran Belanda dalam Pembentukan RMS?
C. Tujuan
Adapun maksud
dari makalah kami tentang Republik Maluku Selatan, yaitu :
1. Ingin mengetahui apa itu Republik Maluku
Selatan.
2. Ingin mengetahui kapan Pembentukan Republik
Maluku Selatan.
3. Ingin mengetahui akhir Republik Maluku
Selatan.
4. Ingin mengetahui tokoh-tokoh yang berada
dibalik Pembentukan Republik Maluku Selatan.
5. Ingin mengetahui peran Belanda dalam
Pembentukan Republik Maluku Selatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar
Belakang Terjadinya Republik Maluku Selatan
Republik Maluku
Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950
dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu
Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah
Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka
RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai
pemerintahan di pengasingan, Belanda.
B. Sejarah
Pemberontakan Republik Maluku Selatan
Pada 25 April
1950 RMS hampir/nyaris diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan
pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung
Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A.
Manusama dan J.H. Manuhutu. Pemerintah Pusat yang mencoba menyelesaikan secara
damai, mengirim tim yang diketuai Dr. J. Leimena sebagai misi perdamaian ke
Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri dari para politikus, pendeta, dokter
dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat memutuskan untuk menumpas RMS, lewat
kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 14 Juli
1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting RMS. Sementara,
RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai
perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah. Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan
November 1950, sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda. Pada
1951 sekitar 4.000 orang Maluku Selatan, tentara KNIL beserta keluarganya
(jumlah keseluruhannya sekitar 12.500 orang), mengungsi ke Belanda, yang saat
itu diyakini hanya untuk sementara saja.
RMS di Belanda
lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007 beberapa pemuda
Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhono
pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John
Watilette perdana menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat
bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi
di siang hari bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan
RMS yang dimuat pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan
tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu
seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya
donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan
dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS
(bermimpi) tidak menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi
seperti Aceh Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih
kemerdekaan penuh.
C. Berakhirnya
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan
Republik Maluku Selatan sudah berakhir tetapi masih ada beberapa orang yang
masih mengakui RMS dan sampai detik ini RMS masih tetap eksis dan mempunyai
presiden transisi bernama Simon Saiya.
D. Tokoh-tokoh yang terlibat di dalam
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin
pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama, pemimpin
kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John Wattilete
adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda. Dr. Soumokil mengasingkan diri ke
Pulau Seram. Ia ditangkap di Seram pada 2 Desember 1962, dijatuhi hukuman mati
oleh pengadilan militer, dan dilaksanakan di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 12
April 1966.
E. Peran
Belanda dalam Pembentukan Republik Maluku Selatan (RMS)
Oleh karena
kemerdekaan RMS yang di Proklamirkan oleh sebagian besar rakyat Maluku, pada
tanggal 24 April 1950 di kota Ambon, ditentang oleh Pemerintah RI dibawah
pimpinan Sukarno - Hatta, maka Pemerintah RI meng-ultimatum semua para aktifis
RMS yang memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan untuk menyerahkan
diri kepadda pemerintah RI, sehingga semua aktifis RMS itu ditangkapi oleh
Pasukan2 Militer yang dikirim dari Pulau Jawa.
Karena adanya penangkapan
yang dilakukan oleh militer Pemerintah RI, maka para pimpinan teras RMS
tersebut, ber-inisiatif untuk menghindar sementara ke Negeri Belanda,
kepindahan para pimpinan RMS ini mendapat bantuan sepenuhnya dari Pemerintah
Belanda pada saat itu. Dengan adanya kesediaan bantuan dari Pemerintah Belanda
untuk mengangkut sebagian besar rakyat Maluku dengan biaya sepenuhnya dari
Pemerintah Belanda, maka sebagian besar rakyat di Maluku yang beragama kristen,
memilih dengan kehendaknya sendiri untuk pindah ke Negeri Belanda. Pada waktu
itu, Ada lebih dari 15.000 rakyat Maluku yang memilih pindah ke negeri Belanda.
Pindahnya
sebagian rakyat maluku ini, oleh Pemerintahan Sukarno-Hatta, diissukan sebagai
"PENGUNGSIAN PARA PENDUKUNG RMS", lalu dengan dalih pemberontakan,
pemerintah RI menangkapi para Menteri RMS dan para aktifisnya, lalu mereka
dipanjarakan dan diadili oleh pengadilan militer RI, dengan hukuman berat
bahkan dieksekusi Mati.
Di Belanda,
Pemerintah RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan, seperti Sosial,
Politik, Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda
dengan para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali.
Keadaan ini membuat pemerintahan Sukarno tidak bisa berpangku tangan
menyaksikan semua aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah
untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada
akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai
Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan
RMS, para pendukung RMS membentuk apa yang disebut Pemerintahan RMS di
pengasingan.
Pemerintah
Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi peristiwa
Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan kepada
Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh
Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para
aktifis RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini disebabkan karena pemerintah
Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan
teror ini dilakukan karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan
sepenuh hati memberikan dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir
Press Belanda sabagai teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok RMS
menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun
70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok sempalan RMS,
seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya merupakan
nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka.
Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera 38 penumpangnya di tahun
1975. Ada juga kelompok sempalan yang tidak dikenal yang pada tahun 1977
menyandera 100 orang di sebuah sekolah dan di saat yang sama juga menyandera 50
orang di sebuah kereta api. Sejak tahun 80an hingga sekarang aktivitas teror
seperti itu tidak pernah dilakukan lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Republik Maluku
Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950
dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu
Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah
Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka
RMS ditumpas tuntas pada November 1950 lewat kekuatan senjata.
Pada 14 Juli
1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting RMS. Sementara,
RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga menguasai
perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah.
Pemberontakan
ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950, sementara para
pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda adalah Prof. Johan Manusama.
Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para
Birokrat di Ambon berjalan lancar membuat pemerintahan Sukarnosehingga
mengeluarkan perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya,
sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di
Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan
bukti perjuangan RMS
B. Saran
Alangkah
baiknya kita mempelajari dan mengetahui sejarah-sejarah tentang pemberontakan
dunia khususnya Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Dari
pemberontakan tersebut kami dapat mengetahui bahwa Pemberontakan Republik
Maluku Selatan banyak sekali kisah-kisahnya pada masa lampau.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
LKS Sejarah Kelas XII Semester I
Agung
Leo dan Aris Listiyani Dwi. 2009. Mandiri Sejarah. Jakarta:
Erlangga