Makalah pengembangan kepribadian

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Sebah istilah yang sangat kompleks dimana memaknai sebuah kata tersebut melalui kaca mata yang di gunakan. Sebelum isltilah ini muncul tentunya ada sebuah Disiplin ilmu yang menyebabkan istilah tersebut  muncul yaitu Psikologi, atau lebih Simpleks lagi Psikologi kepribadian.Selain itu ada jugak yang mempunyai pendapat bahwa, Munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana istilah itu pengambilanya di sesuaikan dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
            Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait. Dari pembahasan di atas sangat menarik bila di bahas lebih detail tentang bagaimana ruang lingkup sebuah tema tersebut.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakan diatas diharapkan kita akan mengetahui tentang :
1.      Apa Pengertian Kepribadian?
2.      Apa ituTemperament dan Watak?
3.      Bagaimana Perkembangan kepribadian?
4.      Bagaiman Penilaian kepribadian?



C.    Tujuan
            Diharapkan makalah ini dapat membantu kita  untuk lebih mengetahui tentang   teori kepribadian.



























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepribadian

            Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut "personality", yang berasal dari bahasa latin "persona", yang berarti topeng. Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah "Bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain".Allport (1937) sebagaimana dikutip oleh Gunarsa.S.D dan Ny. Gunarsa S.D (1989) Kepribadian adalah "Suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis di dalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya".Maramis (1999)-Kepribadian adalah "Keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap hidupnya". Freud yang dikutip oleh Koswara (1991)-Kepribadian adalah "Suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan superego".
            Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri kita yang bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.       Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.
            Kepribadian adalah penampilan dan tingkah laku (cara bicara, cara berjalan, dll) yang menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, beauty and behavior) seseorang yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur kualitas diri yang bersangkutan.
            Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan bawaan dari setiap individu sejak lahir (kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian dapat berubah seiring pertumbuhan seseorang. Dimana seseorang tersebut dalam perjalanan hidupnya akan menerima rangsangan baik dari luar maupun dari dalam, dan orang tersebut akan menanggapi rangsang itu dan kemungkinan akan berpengaruh pada sikapnya.

B.  Temperament dan Watak
1.   Temperament
Menurut Allport: “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.”
Menurut G. Ewald: Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani.” Tempramen adalah sifat-sifat jiwa yang sangat erat hubungannya dengan konstitusi tubuh. Yang dimaksud konstitusi tubuh disini ialah keadaan jasmani seseorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas baginya, seperti keadaan darah, pekerjaan kelenjar, pencernaan, pusat saraf, dan lain-lain.  
Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi/ tergantung pada konstitusi tubuh. Oleh karena itu temperamen sukar diubah atau didik; tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan. Contohnya si A memiliki kemampuan melawak yang sangat dikagumi, karena ia memiliki tipe tubuh dan raut muka yang sedemikian rupa, sehingga baru saja melihat mimiknya orang sudah ingin tertawa.
2.   Watak
            Watak adalah struktur batin manusia yang tampak pada kelakuan dan perbuatannya, yang tertentu dan tetap. Ia merupakan ciri khas dari pribadi orang yang bersangkutan. Allport beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah satu dan sama, akan tetapi, dipandang dari segi yang berlainan. Kalau orang hendak mengadakan penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih tepat dipakai istilah “watak”; tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana adanya (jadi tidak melakukan penilaian) lebih tepat dipakai istilah “kepribadian.”
            I.R. Pedjawijatna mengemukakan: watak atau karakter ialah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani, jadi dengan pilihan) terlibat dalam  situasi, jadi memang dibawah pengaruh dari pihak bakat, temperamen, keadaan tubuh, dan lain sebagainya. Selanjutnya ia mengatakan, bahwa watak itu dapat dipengaruhi dan dididik, tetappi pendikan watak itu tetap merupakan pendidikan yang amat individual dan tergantung kepada kehendak bebas dari orang yang dididiknya.
Kerchensteiner mengemukakan sebagai berikut: “watak ialah keadaan jiwa yang tetap, tempat semua perbuatan, kemauan ditetapkan/ditentukan oleh prinsip-prinsip yang ada dalam alam kejiwaan.” Jadi menurut Kerchensteiner watak manusia terbukti dalam kemauan dan perbuatannya. Kerchensteiner membagi watak manusi menjadi dua bagian, yakni watak biologis dan watak intelijibel. Watak biologis mengandung nafsu/dorongan insting yang rendah, yang terikat kepada kejasmanian atau kehidupan biologisnya. Watak biologis ini tidak dapat diubah dan dididik. Sedangkan watak intelijibel ialah yang bertalian denga  kesadaran dan intilijensi manusia. Watak ini mengandung fungsi-fungsi jiwa yang tinggi, seperti: kekuatan kemauan, kemauan membentuk pendapat atau berpikir, kehalusan perasaan, dan Aufwuhlbarkeit (lama dan dalamnya getaran jiwa), menurut Kerchensteiner watak inilaah yang dapat diubah dan dididik. Ia menyarankan, bahwa untuk mendidik watak seseorang (anak didik) dengan baik, didiklah kemauannya, cara berpikirnya, dan kehalusan perasaannya kearah yang baik.

C.  Perkembangan kepribadian
Menurut Gardner Murfy mencakup:
1.    Fase Keseluruhan Tanpa Diferensiasi
Terjadi pada bayi dan kanak-kanak, potensi fisik maupun temperamen sudah dimiliki tetapi aktualisasinya tergantung pada perkembangan dan kematangan
2.    Fase Diferensiasi
Fungsi-fungsi khusus mulai muncul dan mengalami diferensiasi
3.    Fase Integrasi
Fungsi yg sudah mengalami diferensiasi diintegrasikan dalam suatu unit yg berkoordinasi dan terorganisasi.

D.  Penilaian kepribadian

Pentingnya pendidikan karakter ini menjadi suatu keharusan bagi lembaga pendidikan untuk memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah. Hal ini sebagai salah satu cara agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mencetak generasi yang berkpribadian luhur. Dan sejalan dengan ini pemerintah juga telah mengatur indikator pendidikan karakter ini yang tidak menyimpang atau searah dengan tujuan pendidikan nasional UU No 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan karakter pada sebuah lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan berbasis agama. Sebenarnya sudah terkandung dalam materi-materi pelajaran agama yang diajarkan di sekolah tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya meskipun penanaman karakter sudah dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam materi pelajaran, masih saja banyak siswa yang belum dapat mencerminkan karakter tersebut. Menurut mawardi hal ini terjadi karena proses pendidikan karakter masih pada taraf kognitif atau masih berupa teori saja.[1][8] Apalagi untuk cara penilaiannya juga sulit.
Pelaksanaan kurikulum pendidikan karakter dalam pelaksanaannya mengharuskan adanya penilaian. Karena pada hakikatnya penilaian karakter pada mahasiswa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan karakter itu sendiri. pelaksanaan penilaian karakter atau kepribadian pada mahasiswa mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:
  • Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan kemampuan mahasiswa dalam bertingkah laku.
  • Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran penanaman karakter pada mahasiswa.
  • Untuk memperbaiki kelemahan yang ada pada pelaksanaan kurikulum pendidikan karakter.














BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

            Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri kita yang bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.      


B.     Saran
            Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca  sekalian sangat kami harapakan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah kami ini kedepannya.















DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa: Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta : Primasophie.
Yusuf, Syamsu.2007. Teori Kepribadian.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Fauzi, Ahmad. 1997. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia.






Subscribe to receive free email updates: