Makalah pengaruh interaksi global terhadap budaya nasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu fenomena
khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi
dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan
berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam
upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah
istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu egara
sebagai egarae baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah,
globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering
diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai
penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan
hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar egara
diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan
terbukanya satu egara terhadap egara lain, yang masuk bukan hanya barang dan
jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan
lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut
Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan
peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia
dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran
dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian
orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan
dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi
gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti
yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi
global ekonomi, egara, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai
arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
B. Rumusan Masalah
- Apa
pengertian Globalisasi?
- Apa Ciri-ciri Globalisasi?
- Bagaiman
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia?
- Apa
Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia?
- Bagaimana
Upaya-upaya Mengatasi Dampak Globalisasi
bagi Kebudayaan
Indonesia?
C. Tujuan
- Mengetahui
pengertian Globalisasi
- Mengetahui Ciri-ciri Globalisasi
- Mengetahui
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
- Mengetahui
Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
- Mengetahui
Upaya-upaya Mengatasi Dampak Globalisasi
bagi Kebudayaan
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini
tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang
mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga
bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau
curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang
pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan
Aart Scholte
melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
1.
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
2.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas
antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun
migrasi.
3.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya
hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas
dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
4.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi
dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
5.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan
keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara
masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia
global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
B. Ciri-ciri Globalisasi
Terjdinya globalisasi tentunya ditandai dengan beberapa hal
yang membuat globalisasi semakin pesat berkembang. Berikut ini merupakan
ciri-ciri yang menyebabkan terjadinya globalisasi:
1.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang
lingkungan hidup, krisis multinasional, dan inflasi regional.
2.
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya
dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
3.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
4.
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda.
Dengan demikian, setiap manusia mempunyai peranan dalam
mengambil bagaian terhadap perkembangan dunia. hal ini, terkadang membuat
pemahaman dalam diri individu bahwa dunia adalah satu.
C. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia,
sehingga kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan dari kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang
berupa perilaku maupun benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku,
bahasa, organisasi social, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk
menunjang kehidupan bermasyrakatnya. Kebudayaan dari barat saat ini sudah
mendominasi segala aspek kehidupan pada masyarakat Indonesia. Peradaban yang
disebarkan oleh barat telah mengacu terhadap segala hal, dan hal itu telah menguasai dunia tak terkecuali bangsa Indonesia,
peradaban bangsa kita saat ini secara perlahan mulai mengikuti kebudayaan
bangsa barat.
Kebudayaan
barat masuk ke Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah
kerana adanya krisis globalisasi yang telah meracuni sebagian besar masyarakat
Indonesia. Pengaruh kebudayaan barat berjalan
sangat cepat dan menyeluruh. Tentunya hal itu akan menimbulkan pengaruh yang
sangat luas pada sistem sosial dan budaya
masyarakat Indonesia. Pengaruh yang
berjalan begitu cepat tersebut menimbulkan terjadinya goncangan social atau culture shock yaitu suatu keadaan dimana
masyarakat tidak mampu menahan berbagai
pengaruh kebudayaan yang datang dari luar
sehingga terjadi ketidak seimbangan di dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
Budaya barat yang masuk ke Indonesia
menimbulkan multi efek. Perkembangan
teknologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara
perlahan telah menghancurkan kebudayaan bangsa Indonesia. Rendahnya pengetahuan
menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur
yang terkandung didalam kebudayaan bangsa Indonesia. Masuknya kebudayaan barat
tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah atau apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang
sangat luar biasa terhadap kebudayaan asli. Ciri-ciri terjadinya globalisasi terhadap kebudayaan, yaitu:
1.
Berkembangnya
pertukaran kebudayaan internasional.
2.
Penyebaran prinsip
multi kebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di
luar kebudayaannya.
6.
Bertambah banyaknya
event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
Sehingga, proses persebaran budaya semakin cepat.
Sehingga, proses persebaran budaya semakin cepat.
7.
Persaingan
bebas dalam bidang ekonomi.
8.
Meningkakan
interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa.
D. Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan
Indonesia
Pengaruh globalisasi bagi kebudayaan di Indonesia juga
mempunyai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak
pengaruh globalisasi bagi kebudayaan di Indonesia yaitu :
Dampak Positif globalisasi bagi kebudayaan di Indonesia
1.
Mempermudah proses pembuatan alat musik
tradisional. Kebanyakan masyarakat Indonesia membuat membuat alat musik
tradisional secara manual dan memeperlukan banyak waktu dan banyak tenaga untuk
membuatnya. Tetapi sekarang, masyarakat Indonesia tidak perlu membuat alat
musik tradisional secara manual karena dengan adanya globalisasi kebudayaan
masyarakat Indonesia dengan mudah membuat alat musik tradisional menggunakan
mesin – mesin dengan teknologi canggih yang lebih menghemat tenaga dan waktu
pembuatan, dan dapat menghasilkan banyak alat musik dengan kualitas terjamin.
2.
Budaya Indonesia lebih dikenal di
mancan negara karena dengan adanya media elektronik, dan Internet.
3.
Adanya pertukaran pelajar, sehingga
kebudayaan Indonesia dapat dikenal dan dipelajari oleh pelajar luar negeri.
Dampak negatif globalisasi bagi
kebudayaan di Indonesia
1.
Gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua
budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat pada orang tua, kehidupan
bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50% dari remaja dunia terutama kaum
perempuan, sudah kehilangan mahkota paling berharga miliknya. Dan 80% sudah
berani mencoba dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkotika).
2.
Semakin sedikit generasi muda yang
melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional kita.
3.
Remaja mengikuti cara berpakaian yang
cenderung tidak memperlihatkan kesopanan. Pada masa lalu, cara berpakaian dan
model baju masih sangat sederhana. Tidak se-unik dan se-modern pakaian remaja
saat ini. Pada masa lalu, jika menghadiri acara resmi, masih banyak dari mereka
yang menggunakan baju tradisional, seperti baju adat, dan kebaya. Berbeda
dengan sekarang, remaja yang ingin menghadiri acara resmi seperti pesta ulang
tahun, lebih memilih untuk mengenakan baju kasual yang berciri-khaskan
kebarat-baratan.
4.
Lebih senang dan tertarik mempelajari
kebudayaan luar negeri dibanding kebudayaan dalam negeri. Seperti : remaja
jaman sekarang lebih senang dan tertarik mempelajari tradisi – tradisi yang di
lakukan oleh orang luar negeri, mempelajari gaya bahasanya, musiknya, lebih
senang mengenakan dan mengenal pakaian – pakaian adat negara lain, dll.
5.
Lenyapnya identitas kultural nasional
dan lokal.
6.
Budaya - budaya tradisional tergeser
oleh budaya negara lain.
7.
Menjamurnya produksi film dan musik
dalam bentuk kepingan CD atau DVD.
8.
Erosi nilai-nilai budaya.
9.
Terjadinya akulturasi budaya yang
selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.
10.
Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau
barat.
E. Upaya – upaya Mengatasi Dampak Globalisasi bagi Kebudayaan
Indonesia
Untuk mengatasi pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan karena adanya peradaban global dapat kita lakukan hal-hal seperti berikut :
1. Memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya
nasional. Memperkokoh ketahanan nasional sehingga mampu menangkal penetrasi
budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi adopsi budaya asing yang
produktif dan bernilai positif.
2. Melestarikan adat istiadat dan budaya daerah. Dampak negatif globalisasi membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui.
Pengetahuan akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya
daripada budaya daerah sendiri. Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap
berpegang teguh kepada adat istiadat.
3. Adanya seleksi bagi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Budaya asing yang
masuk ke Indonesia harus dipilih sesuai dengan adat istiadat dan norma – norma
yang berlaku di Indonesia.
4. Mengenali dan mengembangkan nilai seni
budaya Indonesia.
5. Memelihara dan mengembangkan budaya
nasional sebagai jati diri bangsa dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan
kesenian dari suatu daerah keluar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan
menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai
media, mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional,
serta pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong
persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa cinta terhadap kebudayaan dalam
negeri.
7. Mengenalkan dan mengajarkan adat istiadat dan kebudayaan Indonesia sejak
dini
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengaruh globalisasi disatu sisi
ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia .
Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan
mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang
diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada
akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam
bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama
kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah
menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan
tidak pernah lagi terpisah, Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak
ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan
kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas
kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan
sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial
budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan
budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
B.
Saran
1.
Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya
daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
2.
Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi
kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak
negative.
3.
Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima
kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu
berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita
DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya
Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas
Indonesia, Mizan 1997.
Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa
dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup:
Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan
Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Adeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial
Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar Smith,