Makalah Evolusi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Lingkungan
hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring dengan
perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke
zaman dalam suatu teori yang disebut teori evolusi. Teori evolusi masih
dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli,
namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab tentang semua fakta dan
fenomena sejarah perkembangan makhluk hidup. Evolusi dalam biologi berarti
proses komplek pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi
dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang
mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup dimuka bumi ini.
Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli
yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk
hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori
evolusi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian evolusi
2.
Siapa saja yang mencetus tentang teori evolusi?
3.
Faktor apa saja yang mempengaruhi evolusi?
4.
Apa saja petunjuk bahwa adanya evolusi?
C.
Tujuan
1.
Apa itu evolusi
2.
Siapa saja yang mencetus teori evolusi
3.
Faktor yang mempengaruhi evolusi
4.
Cara tebentuknya spesies baru
5.
Pandangan baru tentang evolusi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian evolusi
Evolusi berarti proses kompleks
pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun
waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari kehidupan
masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi
juga berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada
keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen
antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
B.
Teori evolusi
1. Charles Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882)
adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti
pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran, Darwin
banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika sampai di
kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam makhluk yang menarik perhatiannya, terutama burung-burung
Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di Inggris, namun burung Finch yang
terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang beragam. Darwin menyadari bahwa
struktur yang bervariasi ini karena terbentuk karena adaptasi lingkungan
tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru burung Finch bersesuaian dengan
keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch, Darwin juga
mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit perbedaan
morfologi yang disebabkan oleh perbedaan habitat.
2. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal
dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang
terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah
organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
3. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia
berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami
proses evolusi.
4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia
mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat
sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan
dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna
dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).
Erasmus
Darwin adalah
kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh evolusi
berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian
fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang
berjudul Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.
6.
Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang
terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan
variasi.
7.
Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal
dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles of
Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa
permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
8.
Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829)
seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan
menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”.
9.
Carolus Linnaeus (1707-1778)
Membuat sebuah
ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk hidup dengan mencari
persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok.
Pengelompokan dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang yang paling
rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Jenjang ditentukan dari
pengelompokkan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah,
sampai pada jenjang untuk pengelompokkan makhluk hidup dengan kategori
sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu
cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan
sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu
yang membahas tentang penamaan dan pengelompokkan makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
10. Georges Cuvier
(1769-1832)
Ahli anatomi, tetapi
sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung
teori Katastropi yang mengatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada
hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana
alam, seperti gempa bumi, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap
oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang
berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil dilembah Paris, Cuvier
menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa
lapisan-lapisan. Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik,
berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa
makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di
strata tua di lapisan bawah.
11. James Hutton
(1726-1797)
Mengemukakan teori
gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya
merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan
lamabat (dalam waktu lama)
12. Alfred Russel
Wallace (1923-1913
Mengembangkan teori
yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace adalah penelitian biologi
perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart
indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan
Darwin.
C. Faktor yang
mempengaruhi evolusi
Evolusi pada umumnya dapat
disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain :
1.
Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika
Pada setiap makhluk hidup pasti
memiliki substansi gen pada kromosom. Perubahan pada gen atau genetika pada
makhluk tersebut akan berakibat pada terjadinya perubahan sifat atau organisme
tersebut :
a. Mutasi gen
Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang
bersifat turun-temurun yang terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh
zat kimia, radiasi sinar radioaktif, terinfeksi virus, dan lain sebagainya.
b. Rekombinasi gen
Pengertian dan arti definisi
rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan dan betina ketika
pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan pasangan gen yang
berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian spesies baru.
2. Faktor Lingkungan Luar
Makhluk hidup dalam kesehariannya
pasti berada di lingkungan habitat tempat tinggalnya sesuai dengan kondusi
fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup dituntut untuk
dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Mahluk
hidup yang melakukan perubahan fisik dan karakter secara terus-menerus untuk
dapat selalu beradaptasi dengan lingkungannya menyebabkan munculnya varian
spesies baru yang bermacam-macam dan beraneka ragam.
D. Petunjuk Adanya Evolusi
Ada beberapa macam petunjuk adanya evolusi antara lain
:
1.
Adanya variasi makhluk hidup
2.
Fosil
3.
Perbandingan fisiologi/biokimia
4.
Adanya embriologi perbandingan
5.
Petunjuk alat tubuh yang tersisa
6.
Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
1. Variasi Makhluk Hidup
Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua
individu di dunia yang mempunyai sifat/ciri yang sama, hal ini menunjukkan
adanya variasi. Bila varian tersebut hidup pada lingkungan yang berbeda
maka akan menghasilkan keturunan yang berbeda.
2. Fosil
Fosil dapat diartikan sisa-sisa binatang dan tumbuhan
yang telah membatu.
Leonardo da Vinci (Itali, 1452 – 1519), Ia berpendapat
bahwa fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
3. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun
mempunyai fungsi yang berbeda disebut homologi.
Contoh organ homolog.
a.
Kaki depan kuda homolog dengan sayap
burung
b.
Tangan manusia homolog dengan kaki
depan kuda
c.
Kaki depan anjing homolog dengan
sayap burung
d.
Kaki depan kucing homolog dengan
sirip dada ikan
Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi
struktur asalnya berbeda disebut analogi.
Contoh analogi:
a.
Sayap kelelawar analog dengan sayap
kupu, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang.
b.
Sayap kupu-kupu analog dengan sayap
burung, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang tetapi struktur asalnya
berbeda.
4. Embriologi Perbandingan
Antara hewan vertebrata pices, reptil, amfibi, aves,
dan mamalia mempunyai kemiripan pada embrio, yaitu : mempunyai fase
perkembangan embrio yg sama. Terdiri Zigot, morulla, blastula, gastrula, janin.
5. Perbandingan Fisiologi/biokimia
secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai
kemiripan fisiologi yang dapat ditinjau secara kimiawi.
Contoh:
a.
Atas dasar struktur tubuh yang mirip
dan memiliki kesamaan seperti: kristaloksi hemoglobin dari burung memiliki
kemiripan.
b.
Test presipitin untuk serum darah
manusia mempunyai reaksi yang mirip jika dibanding dengan serum darah gorilla
dan simpanse.
Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antar makhluk hidup dapat diuji dengan analisa biokimia. Misalnya:
1.
Uji presipitin yaitu mengetahui
adanya reaksi antara antigen-antibodi pada darah, ternyata dari pengujian serum
darah manusia mempunyai kemiripan dengan pengujian pada serum darah gorilla dan
simpanse.
2.
Hormon insulin pada sapi mempunyai
banyak persamaan dengan insulin manusia.
3.
Adanya kemiripan hormon tiroksin
sapi dengan tiroksin manusia.
4.
Pada sebagian manusia dalam darahnya
ditemukan protein yang sama seperti protein yang ditemukan dalam darah
kera Maccacus rhesus.
5.
Petunjuk
alat tubuh yang tersisa
Pada beberapa hewan maupun pada manusia dapat kita
temukan beberapa organ vestigial. Organ vestigial merupakan
organ-organ yang tersisa akibat adanya penyusutan (mereduksi) sehingga sudah
tidak berfungsi sebagaimana organ yang belum mengalami reduksi.
Contoh:
a.
Pada manusia ditemukan umbai cacing,
otot penggerak telinga, rambut pada dada dan tulang ekor, bentuk gigi
taring yang runcing dan adanya selaput pada sudut mata sebelah dalam.
b.
Pada burung kiwi dan pinguin anggota
gerak depan (sayap) mengalami penyusutan sehingga tidak dapat berfungsi untuk
terbang.
c.
Pada hewan yang hidup di laut yang
dalam matanya mengalami reduksi sehingga tidak dapat melihat, sedangkan mata
pada ikan yang hidup di tempat yang terang berkembang dengan baik.
d.
Pada paus dewasa kulitnya tidak
mempunyai rambut, sedangkan pada masa embrionya mempunyai rambut
E. Asal-usul makhluk hidup
Seorang
ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup adalah Francesco Redi (1628-1689).
Dia membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Dalam penelitiannya, Redi
menggunakan beberapa contoh daging. Daging tersebut diberi tiga perlakuan yang
berbeda. Pada perlakuan I, daging ditempatkan di dalam botol yang terbuka. Pada
perlakuan II, daging ditempatkan di dalam botol yang ditutup kain kasa. Pada
perlakuan III, daging diletakkan di dalam botol yang ditutup rapat dengan tutup
botol.
Setelah beberapa hari, ternyata daging dalam botol I dan II membusuk dan
menimbulkan bau busuk. Bau tersebut menarik lalat untuk hinggap. Lalat hinggap
pada daging di botol I, dan di permukaan kain kasa di botol II, tetapi tidak
hinggap pada botol III. Beberapa hari kemudian terlihat belatung pada daging di
botol I dan pada kain kasa di botol II. Redi mengamati bahawa belatung berubah
menjadi lalat.
Dari
percobaan tersebut Redi menyimpulkan belatung bukan berasal dari daging busuk,
melainkan telur lalat yang menetas. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Kesimpulan tersebut akhirnya
dianut oleh ahli-ahli berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai
sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara
seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
B.
Saran
Melalui makalah ini penulis berharap
agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari evolusi dan ikut berperan dalam
menggali evolusi dimuka bumi karena seperti yang kita tahu bahwa evolusi adalah
suatu hal yang belum jelas dan dapat
dibuktikan secara langsung, namun janganlah dijadikan sebuah momen untuk
berperang dalam memikirkan karena akan menimbulkan perpecahan
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2000.
Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fried, George. 2006.
Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Gian. 2011.
Mader,s.s.1998 Biology united statet of america :
McGraw-Hil Companies,Inc
Windarsi Gut ,2012,biologi Sma/Ma,intan pariwara