Makalah Perburuan Mutiara Dari Timur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita sering
mendengar kritik bahwa secara politik kita sudah merdeka tetapi secara ekonomis
masih sering dipermainkan oleh kekuatan ekonomi global. Bahkan ada yang secara
ekstrim mengatakan “kita sudah merdeka secara politik tetapi masih terjajah di
bidang ekonomi.” Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak hanya terjajah secara
ekonomi, di Indonesia juga sedang berkembang imperialisme kebudayaan.
Dapat
dirasakan bahwa kemandirian dan kekuatan ekonomi Indonesia masih lemah karena
pengaruh kekuatan asing dan hutang luar negeri yang tidak sedikit. Sementara di
dalam negeri berbagai penyelewengan di sektor ekonomi, termasuk korupsi masih
terus berlangsung. Begitu juga kalau mencermati perkembangan budaya dan gaya
hidup sebagian generasi muda kita yang lebih bangga dan menyenangi budaya dari
Barat. Contohnya, anak-anak dan remaja akan lebih mengenal dan bangga memakan hamburger dari pada
jenis makanan di negeri sendiri misalnya singkong.
B. Rumusan Masalah
1. Apa motivasi bangsa Eropa datang ke Kepulauan Nusantara?
2. Bagaimana petualangan, pelayaran dan penjelajahan samudra
bangsa-bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara ?
C. Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya nuansa dan pengembangan
wawasan dalam studi Sejarah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memahami
Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Barat
Di dalam
sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan samudra.
Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan dunia baru.
Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas dari motivasi dan keinginannya
untuk survive, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan
bukan sekedar motivasi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu
demi memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya adalah
daerah mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu
pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur
(timurnya Eropa) sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan
digemari oleh bangsa-bangsa Eropa. Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah
rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala, dan lain-lain.
Mengapa
orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-rempah? Orangorang Eropa berusaha
sekuat tenaga untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini
menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa. Daerah yang
menghasilkan rempah-rempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara.
Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu
mutiara dari timur”, orangorang Eropa berusaha datang ke Kepulauan Nusantara
untuk mendapatkan rempah-rempah. Namun dalam konteks penemuan dunia baru itu
kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara saja tetapi juga daerah-daerah lain
yang ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra, misalnya
Amerika, dan daerah-daerah lain di Asia.
B. Menganalisis
Petualangan, Penjelajahan dan Penemuan Dunia Baru
Bertahun-tahun
lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan internasional antara para
pedagang dari Barat dan Timur. Salah satu komoditinya adalah
rempah-rempah. Para pedagang dari Barat atau orang-orang Eropa itu mendapatkan
rempah-rempah dengan harga lebih terjangkau. Setelah jatuhnya Konstantinopel
tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan
rempah-rempah yang lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga
rempahrempah melambung sangat tinggi di pasar Eropa. Oleh karena itu, mereka
berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil rempah-rempah ke timur.
Mulailah periode petualangan, penjelajahan, dan penemuan dunia baru. Upaya
tersebut mendapat dukungan dan partisipasi dari pemerintah dan para ilmuwan.
Portugis dan Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor petualangan, pelayaran dan
penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru di timur. Portugis juga telah
menjadi pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil
rempah-rempah. Kemudian menyusul Belanda dan Inggris. Tujuannya tidak
semata-mata mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah tetapi ada
tujuan yang lebih luas. Tujuan mereka terkait dengan :
·
Gold: memburu kekayaan dan keuntungan dengan
mencari dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain
yang sangat berharga. Waktu itu yang dituju terutama Guinea dan rempah-rempah
dari Timur
·
Glory: memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini
mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya.
·
Gospel: menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada mulanya
orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka yakini
sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur
Berikut
ini akan dijelaskan petualangan, pelayaran dan penjelajahan samudra
bangsa-bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara.
1. Spanyol
Orang-orang
Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan
samudra mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah
Hindia). Mereka diprakarsai oleh Christhoper Columbus. Sebelum berangkat
Columbus menghadap kepada Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk
fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan menyediakan tiga kapal dengan segala
perlengkapannya. Ratu Isabella juga menyediakan hadiah apabila misi Columbus
dapat berhasil.
Atas
dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan rombongannya optimis
berhasil menemukan daerah baru di timur. Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus
berangkat dari pelabuhaan Spanyol berlayar menuju arah barat. Pada tanggal 6
September tahun yang sama, rombongan Columbus sampai di Kepulauan Kanari di
sebelah barat Afrika. Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan dengan
mengarungi lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik. Salah satu
kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa. Namun Columbus terus
memberi semangat bagi anggota rombongannya. Setelah sekitar satu bulan lebih
berlayar, tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Columbus berhasil mendarat di
pantai bagian dari Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini
sudah sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang menempati daerah
itu disebut orang-orang Indian. Tempat mendarat Colombus ini kemudian dinamakan
San Salvador. Berikutnya rombongan Columbus kembali berlayar dan mendarat di
Haiti. Merasa ekspedisinya telah berhasil maka rombongan Columbus bertolak
kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493 Columbus
sampai kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan rombongan disambut dengan
suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di Kepulauan Bahama dan
Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika.
Keberhasilan
pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah mendorong para pelaut lain untuk
melanjutkan penjelajahan samudra ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil
menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang
dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga
disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano.
Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magellan mengambil
jalur yang mirip dilayari Columbus. Setelah terus berlayar Magellan beserta
rombongan mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di
tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Selat
Magellan.
Melalui
selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan
memasuki Samudra Pasifik dengan lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar
tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan
mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian melanjutkan penjelajahannya
dan pada April 1521 sampai di Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan
Filipina. Magellan menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni
Spanyol.
Tindakan
Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan penduduk setempat (orang-orang
Mactan). Terjadilah pertempuran antara kedua belah pihak. Dalam pertempuran
dengan penduduk setempat itu rombongan Magellan terdesak bahkan Magellan
sendiri terbunuh. Rombongan Magellan yang selamat segera meninggalkan Filipina.
Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar ke arah selatan.
Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang ternyata tempat
penghasil rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang kapal-kapal rombongan del Cano
ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak kembali ke Spanyol.
2. Portugis
Berita
keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat penasaran raja Portugis
(sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel l. Dipanggillah pelaut
ulung Portugis bernama Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi
samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat
sampai di Tanah Hindia tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum Vasco
da Gama mendapatkan perintah dari Raja Manuel l, sudah ada pelaut Portugis
bernama Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran mencari daerah Timur dengan
menelusuri pantai barat Afrika. Pada tahun 1488 karena serangan ombak besar
terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat
tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan
penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali ke negerinya.
Pada
Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai
penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco da Gama juga
berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco
da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor
yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan,
berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk
mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco
da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India.
Setelah
beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India
ternyata bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka
merupakan kota pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan ekspedisi lanjutan
di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada lengkap Alfonso de
Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada Portugis
berhasil menguasai Malaka. Dengan demikian kekuatan Portugis semakin mendekati
Kepulauan Nusantara. Orang-orang Portugis pun segera mengetahui tempat
buruannya “mutiara dari timur” yakni di Kepulauan Nusantara, khususnya di
Kepulauan Maluku.
Perlu
ditambahkan bahwa dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 telah
menyebabkan perdagangan orang-orang Islam menjadi terdesak. Para pedagang Islam
tidak lagi bisa berdagang dan keluar masuk kawasan Selat Malaka, karena
Portugis melakukan monopoli perdagangan. Akibatnya para pedagang Islam harus
menyingkir ke daerah-daerah lain. Tindakan Portugis yang memaksakan monopoli
dalam perdagangan itu telah mendapatkan protes dan perlawanan dari berbagai
pihak. Sebagai contoh pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan
seorang pemuka masyarakat yang bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan
tokoh masyarakat yang sangat pemberani. Ia melancarkan perlawanan terhadap
keserakahan Portugis di Malaka. Dalam melancarkan perlawanan ini Kadir berhasil
menjalin persekutuan dengan Hang Nadim. Perlawanan Pate Kadir terjadi di laut
dan kemudian menyerang pusat kota. Tetapi ternyata dengan kekuatan senjata yang
lebih unggul, pasukan Kadir dapat dipukul mundur. Kadir semakin terdesak dan
kemudian berhasil meloloskan diri sampai ke Jepara dan selanjutnya ke Demak.
Tindak
monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes dari penguasa
Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan pasukan untuk melancarkan perlawanan
terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak ini dipimpin oleh putera mahkota,
Pati Unus. Pasukan Demak ini semakin kuat setelah bergabungnya Pate Kadir dan
pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100 perahu dan ribuan
prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka. Tetapi dalam kenyataannya
kekuatan pasukan Demak dan pengikut Kadir belum mampu menandingi kekuatan
Portugis, sehingga serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis
menjadi semakin kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya, sampai
kemudian sampai ke Indonesia.
3. Belanda
Mendengar
keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis dalam menemukan daerah baru,
apalagi daerah penghasil rempah-rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak
mau ketinggalan. Tahun 1594 Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur
atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi
bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai pula di timur. Ternyata
Barents tidak begitu 17 Sejarah Indonesia mengenal medan. Ia gagal melanjutkan
penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang
membeku. Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya Zemlya. Ia
berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.
Pada
tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de
Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan
empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan pelayaran dan
penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai penghasil
rempah-rempah. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa
dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil
mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai
dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik
oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan
Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang
begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu Cornelis
de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di Banten. Dengan kesombongan
dan kadang-kadang berlaku kasar, orangorang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal
ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu,
rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu.
Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya
kembali ke Belanda.
Ekspedisi
penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan
Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh van Heemskerck. Tahun
1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di Nusantara dan juga mendarat di
Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-hati dan lebih bersahabat.
Rakyat Banten pun kembali menerima kedatangan orang-orang Belanda. Belanda
mulai melakukan aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke
timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju
Maluku. Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun
1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima baik oleh rakyat Maluku.
Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik dengan orang-orang Portugis.
Pelayaran dan perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan
keuntungan yang berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang
yang berlayar menuju Maluku
Uraian
tersebut menunjukkan bahwa rakyat Indonesia senantiasa mau bersahabat dan
berdagang dengan siapa saja atas dasar persamaan. Tetapi kalau para pedagang
asing itu ingin memaksakan kehendak dan melakukan monopoli perdagangan di
wilayah Nusantara tentu harus ditolak karena tidak sesuai dengan martabat
rakyat Indonesia yang ingin berdaulat dalam hidup dan kehidupan termasuk dalam
kegiatan perdagangan.
4. Inggris
Perlu
dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku,
perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon
berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan
ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah
karena Inggris mendapatkan rempahrempah secara bebas dan relatif murah di
Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat
bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan
Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami
kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena itu,
Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah.
Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri
dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk
menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur
untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para
pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600. Inggris justru
memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi
nama East India Company(EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang
Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan
rempahrempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali kekuasaan di Tanah
Hindia.
Di
samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut Inggris yang
melewati jalur yang pernah ditempuh para pelaut Spanyol. Misalnya kelompok
Pelgrim Father yang merupakan kelompok pelaut Inggris yang menggunakan Kapal
Mayflower. Tahun 1607 kelompok Pilgrim Father berhasil mendarat di Amerika
bagian Utara. Mereka kemudian membangun koloni di Amerika Utara di
Massachusetts.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Latar belakang datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia: Jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453), adanya berbagai penemuan di
bidang teknologi, semangat melanjutkan Perang Salib
2. Bangsa-bangsa Barat (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris),
mencari daerah baru untuk memburu rempah-rempah melalui penjelajahan samudra
atau jalur laut.
3. Dari konteks Indonesia, orang-orang Spanyol datang ke Indonesia melalui
jalur timur, sedang Portugis melalui jalur barat, diikuti Belanda dan Inggris.
4. Orang-orang Barat itu telah menemukan buruannya yakni Kepulauan
Nusantara, penghasil rempah-rempah yang diibaratkan sebagai “mutiara dari
timur”. Sungguh luar biasa kekayaan bumi Nusantara sebagai rahmat yang
diberikan Tuhan Yang maha Pengasih. Oleh karena itu, harus disyukuri. Tetapi
sayang waktu itu rakyat Indonesia belum bersatu padu sehingga mudah dipengaruhi
oleh orang-orang Barat.
B. Saran
Kami
sebagai makhluk biasa tidak lepas dari kesalahan, untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca demi berkembangnya ilmu
pengetahuaN khususnya di mata pelajaran Sejarah Indonesia.