Makalah Motivasi Dasar Prestasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses
pembentukan kemanusiaan. Pendidikan juga adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian, pendidikan
sering terjadi dibawah bimingan orang lain, tetapi memungkinkan juga secara
otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berfikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan . pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Pendidikan biasanya identik dengan
pembingbing atau seorang guru. Seorang guru adalah figur inspirator dan
motivator murid dalam mengukir masa depannya. Peran guru sangat vital bagi
pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi menjadi impian hidup anak
didiknya di masa depan. Di balik kesuksesan murid, selalu ada guru yang
memberikan inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan
energi untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai
kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler dan prestisius dalam anggung sejarah
kehidupan manusia.
Seperti yang disebutkan diatas seorang
guru sangat berperan penting terhadap muridnya, dibalik seorang murid yang
sukses pasti ada di belakangnya guru yang sangat luar biasa, untuk itu untuk
menghasilkan seorang guru yang luar biasa itu ada beberapa syarat yang harus
dimiliki seorang guru, yaitu seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual
yang memadai, kemudian seorang guru harus bisa memahami visi dan misi
pendidikan, seorang guru harus mempunyai keahlian dalam mentransfer ilmu
pengetahuan atau metodologi pembelajaran, seorang guru harus bisa psikologi
perkembangan anak didiknya, seorang guru harus mempunyai kemampuan
mengorganisasi dan mencari pemecahan permasalahan atau prolem solving,
kreatif dan memiliki seni dalam mendidik. Jika dilihat dri ulasan tadi syarat
seorang guru dilihat dari segi umumnya sedangkan syarat seorang guru dalam
perspektif Islam adalah seorang guru harus selalu istiqomah, harus mempunyai
sikap khauf, harus senantiasa bersifat wara’, kemudian
bersikap tawadhuk, kemudian seorang guru harus selalu bersikap khusyuk,
bersikap zuhud, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian motivasi ?
2.
Apa prinsip motivasi belajar ?
3.
Apa fungsi motivasi ?
4.
Apa bentuk atau macam-macam motivasi ?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian motivasi
2.
Untuk mengetahui prinsip motivasi belajar
3.
Untuk mengetahui fungsi motivasi
4.
Untuk mengetahui bentuk atau macam-macam motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motif adalah daya dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang
atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah
laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Banyak para ahli yang mengemukakan
pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Namun
pada intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi didalam
diri seseorang menjadi bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donal mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar,
motivasi sangat diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar, tak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Seseorang yang melakukan aktivitas
belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan
motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajarnya. Namun
seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar
dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu,
motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri
seseorang sebagai subjek belajar.
Guru-guru sangat
menyadari pentingnya motivasi didalam membimbing belajar murid. Berbagai macam
teknik, misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peran kehormatan, piagam
prestasi, pujian dan celaan telah digunakan untuk mendorong murid-murid agar
mau belajar. Ada kalanya, guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara
tidak tepat.
Bukan hanya sekolah
yang berusaha memberikan motivasi kearah perubahan tingkah laku yang
diharapkan, orang tua atau keluargapun harus berusaha memotivasi belajar
anak-anak mereka.
B. Beberapa Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi sebagai dasar penggerak
yang mendorong aktifitas belajar. Seseorang melakukan aktifitas belajar, karena
ada yang mendorongnya. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia
akan melakukan aktifitas belajar dalam rentang waktu tertentu.oleh karena itulah, motivasi
diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar seseorang.
Motivasi intrinsik, yaitu motif yang
menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar, karena didalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sementara itu,
motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
rangsangan dari luar.
Motivasi berupa pujian lebih baik
daripada hukuman. Meski hukuman tetap[ diberlakukan dalam memicu semangat
belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap
orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun. Tetapi,
pujian yang diucapkan itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang
tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
Motivasi berhubungan
erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh
anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh
karena itulah, anak didik belajar. Karena bila tidak belajar, berarti anak
didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan
diri dengan memenfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi tersebut
tidak ditumbuh kembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan.
Motivasi dapat memupuk optimisme
dalam belajar. Anak didik yang menpunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah
kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi di
hari-hari mendatang.
Motivasi melahirkan prestasi dalam
belajar. Berbagai hasil penellitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan
indikator baik-buruknya prestasi belajar seorang anak didik
C. Jenis-jenis Motivasi
Tugas guru adalah membangkitkan
motivasi anak sehingga ia mau belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam
diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini
akan diuraikan sebagai berikut.
1. Motivasi intrinsik
Jenis motivasi ini
timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari
orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin
memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa,
dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
2. Motivasi ekstrinsik
Jenis motivasi ini
timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian
akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar
karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya.
Usaha membangkitkan
motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut
ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan
motivasi intrinsik.
Kompetisi
(persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
Pace making (membuat
tujuan sementar atau dekat): pada awal kegiatan belajar mengajar guru,
hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapainya
sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
Tujuan yang jelas:
motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar
nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi
dalam melakukan suatu perbuatan.
Kesempurnaan untuk
sukses: kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan
terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya.
Dengan demikian, guru hendaknya dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk
meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
Minat yang besar:
motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
Mengadakan penilaian
atau tes: pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai
yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar
bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan
diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia
mendapat nilai yang baik. Jika, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang
kuat bagi siswa.
Sebagai seorang
motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur
kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya,
bagaimanapun kelam masa lalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya. Tidak ada
kata menyerah sampai titik darah penghabisan. Allah selalu menyayangi hama-Nya
dan berjanji memberikan jalan kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib
seseorang sebelum orang itu berusaha keras mengubah takdirnya sendiri.
Kisah orang sukses
bisa menjadi inspirasi murid dalam mengukir cita-cita hidupnya. Guru harus jeli
memberikan kisah hidup orang sukses kepada murid-muridnya, sehingga mereka
bangkit dari keterpurukan, keputusasaan.
Sebagai seorang
motivator, guru adalah psikolog yang diharapkan mampu menyelami psikologi anak
didiknya, sehingga mengetahui kondisi lahir batinnya. Dan, dari pengetahuan
ini, seorang guru akan mencari motivasi model apa yang cocok bagi anak
didiknya.
Ketika anak didikna
mengantuk di dalam kelas, tidak semangat, dan keletihan menerima pelajaran dari
pagi sampai siang, guru yang cerdas akan mampu membaca situasi ini. Ia akan
menyegarkan dulu pikiran anak didik dengan cerita dan motivasi hidup
orang-orang sukses, setelah itu baru melanjutkan pelajaran dengan tenang dan
energik.
Seperti yang
dikatakan oleh Oemar Hamalik (2008), memotivasi belajar penting artinya dalam
proses belajar siswa, karena berfungsi mendorong, menggerakan, dan mengarahkan
kegiatan belajar. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip motivasi belajar sangaat erat
kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri.
Di bawah ini, akan
diuraikan beberapa prinsip dan motivasi belajar supaya mendapat perhatian dari
pihak perencanaan pengajaran, khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan
belajar.
Kebermaknaan
Siswa akan suka dan
termotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu
baginya. Sebenarnya, kebermaknaan bersifat personal, karena dirasakan sebagai
sesuatu yang penting bagi diri seseorang. Ada kemungkinan pelajaran yang
disajikan oleh guru tidak dirasakan sebagai suatu yang bermakna. Agar suatu
pelajaran bisa bermakna, seorang guru bisa mengaitkan pelajrannya dengan
,asa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, minat serta nilai-nilai yang
berarti bagi mereka
Modelling
Siswa akansuka
memperoleh tingkah laku baru disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih
mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarakannya dalam entuk
tingkah laku model, bukan hanya dengan menceritakannya dalam lisan. Dengan
model tingkah laku itu, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan
oleh guru. Beberapa eyunjuk yang perlu diperhatikan adlah sebagai berikut.
Menetapkan
aspek-aspek penting dari tingkah laku yang akan dipertunjukan sebagai model.
Jelaskan setiap tahap dan keputusan yang akan ditempuh agar mudah diterima oleh
siswa.
Sisa dapat menirukan
model yang telah ditunjukan, hendaknya diberikan penghargaan.
Model harus diamati
sebagai suatu pribadi yang lebih tinggi dari pada siswa sendiri.
Jangan sampai tingkah
laku model berbenturan dengan nilai-nilai atau keyakinan siswa sendiri.
Modelling disajikan
dalam teknik mengajar atau dalam keterampilan-keterampilan sosial.
D. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar
pasti akan ditemukan anak didik yang mals berpartisipasi dalam belajar. Sementara
anak didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua
orang anak didik duduk dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran
yang jauh entah kemana. Sedikitpun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti
pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan.
Ketidak minat
terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik enggan
mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda ahwa anak
didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan motivasi instrinsik
ini merupakan masalah yang memerlukan banatuan yang tidak bisa ditunda-tunda.
Guru harus memeberikan suntikan dalam bentuk motivasi ekstrinsik. Sehingga,
dalam bantuan itu, anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Bila motivasi
ekstrinsik yang diberikan itu dapat membantu anak didik keluar dari lingkungan
masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat diperankan dengan baik oleh
guru. Eranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi
motivasi merupakan langkah akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
bagi anak didik.
Baik motivasi
instrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong,
penggerak, dan penyeleksi buatan ketiganya menyatu dalam sikap dan ada
implikasi nyata dalam perbuatan. Dorongan adalah penomena psikologis dari dalam
yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan
dilakukan. Karena itulah, baik dorongan atau penggerak mauoun penyeleksi
marupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Menurut Imam Musbikin
ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
Motivasi sebagai
pendorong buatan, pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar.
Tetapi, karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu
yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Jadi, motivasi berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sifat yang harusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
Motivasi sebagai
penggerak buatan. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik
itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelam dalam
bentuk gerakan psikofisik. Dalam hal ini anak didik sudah melakukan aktivitas
belajar dengan segenap raga dan jiwa. Sikap berada dalam kepastian perbuatan,
sedangkan akal-pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana,
prinsip, dalil, dan hukum, sehingga betul isi yang dikandung.
Motivasi sebagai
pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang mesti diabaikan.
Seseorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari sesuatu mata pelajaran
tertentu, tidak mungkn dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran dimana
tersimpan sesuatau yang dicari itu. Sesuatu yang ingin dicari anak didik
merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar tersebut
merupakan pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
E. Bentuk Motivasi
Dalam proses
interaksi belajar mengajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi
ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Motivasi
ekstrinsik dangat diperlukan bila ada diantara anak didik yang kurang berminat
mengikuti pelajaran dalam jangka waktu yang tertentu. Peranan motivasi
ekstrinsik cukup besar untuk membingbing anak didik dalam belajar. Hal ini
perlu disadari oleh guru. Untuk itu, seorang guru biasanya memanfaatkan
motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah
belajar, meski terkadang tidak tepat.
Kesalahan dalam
memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak
didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang
harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaranpun tidak akan tercapai dalam waktu
yang relatif sungkat, sesuai dengan target yang dirumuskan, oleh karena itu,
pemahaman mengenai kondisi psikologis anak didik sangat diperlukan guna
mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak didik, sehingga gairah
belajarnya menurun.
Berikut bentuk
motivasi yang dikemukakan oleh Imam Musbikin yang dapat dimanfaatkan dalam
rangka mengarahkan belajar kepada peserta didik di kelas,
Memberikan angka,
angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar
untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun guru, harus harus
menyadari angka atau nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, hasil
yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif.
Bisa saja nilai itu bertentangan dengan efektifitas belajar anak didik. Untuk
itu, guru perlu memberikan nilai yang menyentuh aspek efektif dan keterampilan
yang diperlihatkan anak didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di
sekolah, tidak hanya semata-mata berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik
dalam bentuk formatif atau sumutatif.
Hadiah, dalam dunia
oendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat untuk memberikan motivasi. Hadiah
dapat diberian kepada anak didik yang berprestasi.
Kompetisi, kompetisi
adlah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak
didik agar mereka bergairah belajar. Bila iklim belajar yang kondusif terbetuk,
maka setiap anak didik terlibat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran
yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu melibatkan diri
mereka masing-masing dalam aktivitas belajar.
Ego
involvement, menumbuhkan kesdaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan, sehingga bekerja keras dengan
memperthankan harga diri adlah sutu bentuk motivasi yang cukup penting.
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik
adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik sebagai
subjek belajar. Anak didik akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga
dirinya.
Memberikan ulangan,
ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi, sehingga anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh
karena itu, ilangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotiivasi anak
didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat
digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan
tidak terprogram, hanya karena selera, akan membosankan anak didik.
Mengetahui hasil.
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi, bagi anak didik
yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi akan meningkatkan
intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi yang melebihi prestasi belajar
diketahui sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah menjadian anak didik giat
belajar untuk memperbaikinya. Sikap seperti itu bisa terjadi bila anak didik merasa
rugi mendapat prestasi belajar yang tidak sesuai dengan harapan.
Pujian, pujian
diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai lat motivasi. Pujian
adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji
keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian diberikan
sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali
dengan hasil kerjaan anak didik.
Hukuman, meski
hukuman sebagai inforcement yang negatif, tetapi bila
dilakukan dengan tepat dan bijak. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila
dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
yang dimaksud disini sebagai hukuman yang mendidik, dan bertujuan memperbaiki
sikap atau perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga, dengan hukuman
yang diberikan itu, anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.
Akan lebih bai bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu
yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu.
Prinsip Motivasi adalah :
1.
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong
aktifitas belajar
2.
Motivasi intrinsic
3.
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
4.
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5.
Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6.
Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
B. Saran
Belajar
merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Untuk itu, pengetahuan
tentang “belajar, karena ditugasi oleh guru” dan “belajar, karena motivasi
diri” penting bagi guru dan calon guru. Tidak hanya guru, motivasi juga penting
bagi siswa agar siswa dan guru mampu mencapai tujuan dari belajar dan
pembelajaran dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Imam
Musbikin, Mengatasi anak mogok sekolah dan malas belajar, Jogjakarta
: Laksana, 2012
Jamal
Ma’mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan
inofatif, Jogjakarta: DIVA Press,2013
Drs.Moh.Uzer Usman, menjadi guru
profesional, Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011