Makalah Lumut
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel
di pepohonan, bebatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan
bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin
menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak berguna
mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang tidak layak. Padahal sadar atau tidak
ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di
sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan.
Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu
tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut
disebut tumbuhan pelopor. Lumut yang berukuran kecil ini hidup dengan membentuk
koloni dan dapat menjangkau area yang cukup luas. Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah sebagai unsur
hara dan pupuk bagi tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk
lumut yang masih hidup.
Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat
sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya
tumbuh di Indonesia. Dalam ekosistem tumbuhan lumut berperan sebagai
penyimpan air, dan sebagai penyerap polutan. Disamping itu tumbuhan lumut dapat
hidup di wilayah-wilayah dimana tumbuhan lain tidak tumbuh.
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa
yang dimaksud lumut?
2.
Bagaimana ciri-ciri lumut?
3. Apa
saja klasifikasi lumut?
4.
Bagaimana reproduksi lumut?
5. Peran
Bagi Manusia lumut?
Tujuan
dalam makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian lumut.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri lumut.
3. Untuk
mengetahui klasifikasi lumut.
4. Untuk
mengetahui reproduksi lumut.
5. Untuk
mengetahui Peran Bagi Manusia lumut.
Lumut
merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat.
Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi
semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta
dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut.
Lumut
adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan
atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang
terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Lumut termasuk divisi bryophyte,
berasal dari bahasa yunani yang berarti “tumbuhan lumut”, pada umumnya
lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel – sel dengan plastid yang
menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh
lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.
Dalam
skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh
(tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut
adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan
pati sebagai cadangan makanan utama.
Perbedaan
mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan berpembuluh telah
beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ
reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari banyak
sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya
berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina.
Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan
darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik.
Ciri-ciri lumut secara umum adalah sebagai berikut :
1.
Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).
2.
Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan
pengangkut.
3.
Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh
berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.
4.
Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
5.
Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
6.
Sporofit terdiri atas kapsul dan seta. Sporofit yang
ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga
bisa melakukan fotosintesis.
Ciri – Ciri Tubuh
1.
Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri
dari selulosa.
2.
Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan
bentuk susunan gametangiumnya (anteredium maupun arkegonium) terutama susunan
arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada
tumbuhan paku (pteridophyta).
3.
Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki
susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak
bagian – bagian sebagai berikut:
·
Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang
membentuk rizoid – rizoid epidermis.
·
Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel
dinamakan korteks.
·
Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang
memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
4.
Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu
tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel–se l daun kecil , sempit panjang
dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
5.
Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan
tidak ada pertumbuhan membesar.
6.
Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi
sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam
–garam mineral (makanan).
7.
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
·
Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
·
Seta atau tangki
·
Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan
peralihan antara seta dan kotak spora
·
Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung
kotak spora
·
Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan
spora
Bryophyta digolongkan menjadi menjadi tiga kelas yaitu Musci,
Hepaticeae, dan Anthoceroraceae.
1.
Lumut
daun / Musci
Lumut daun banyak terdapat ditempat - tempat yang lembab,
mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur
seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid Sporofit pada umumnya lebih
kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara
lain: Polytricum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut
Sphagnum.
2.
Lumut hati (Hepaticeae)
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti
lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Di dalam
spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan
terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini
juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut
gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Disebut
lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati.
Tempat tumbuhnya pada tanah – tanah yang cukup basah. Lumut
hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing – masing
menghasilkan anteridium dan arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin
jantan sedangkan dalam arkegonium terdapat sel telur. Pembuahan berlangsung
dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah dan sedikit berair merupakan
suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air hujan atau percikan air membantu
penyerbukan. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran
turunan. Di dalam sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut
elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
seberkas sel yang disebut mangkok di permukaan gametofit. Contoh lumut hati
adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
3.
Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Mempunyai gametofit lumut hati;
perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul
memanjang yang tumbuh seperti anduk dari gametofit, masing -
masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari
kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis.
Anthoceropsida
atau lumut tanduk mempunyai gametofit bertalus dengan sporofit indeterminate
dan berklorofil. Berbeda dengan Bryophyta lainnya, sel-sel talus
Anthocerpsida mempunyai satu kloroplas besar pada masing-masing selnya.
Kapsul berbentuk silindris memanjang dimulai dari bagian ujung kapsul.
Reproduksi
lumut bergantian antara seksual dengan
aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora
haploid yang dibentuk dalam sporofit,
sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet -
gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada
2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
1.
Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti
botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2.
Anteredium adalah gametangium jantan
yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding
anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat
sejumlah sel induk spermatozoid.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu
pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan
berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul
gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan
menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid
menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal
generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang
terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul
merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan
dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.
Tumbuhan lumut jenis tertentu dapat dimanfaatkan untuk
dekorasi ruangan (ornamen tata ruang). jenis lumut lainnya dapat dijadikan
bahan obat, sedangkan manfaat tumbuhan lumut yang hidup di hutan dapat menyerap
air di musim kemarau dan membantu menahan erosi sehingga dapat mencegah banjir.
Selain manfaat tadi, tumbuhan lumut juga dapat dijadikan indikator biologi
untuk mengetahui degradasi lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di negera China, terbukti lebih dari 40 jenis lumut
telah digunakan masyarakat China sebagai bahan obat-obatan seperti untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Berikut adalah beberapa manfaat tumbuhan lumut bagi manusia:
1.
Dapat dijadikan tanaman pengganti ijuk.
2.
Dapat mencegah terjadinya erosi dan banjir.
3.
Menyediakan cadangan air karena dapat meyerap air di musim
kemarau.
4.
Lumut jenis tertentu dapat dijadikan sebagai obat seperti
obat hati, penyakit mata, dan kulit.
5.
Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antiseptik.
6.
Dapat membantu menghilangkan racun akibat gigitan ular.
7.
Dapat dijadikan sebagai obat luka bakar.
8.
Sebagai obat untuk merangsang pertumbuhan rambut.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, lumut memiliki fungsi yang tidak kalah penting
dibanding tumbuhan lain. Beberapa jenis Bryophyta selain berfungsi
sebagai tumbuhan perintis, juga bermanfaat untuk pengobatan dan bernilai
estetis sebagai tanaman hias. Beberapa jenis lumut memiliki manfaat dalam
dunia kesehatan. Untuk mengenal manfaat tumbuhan lumut lebih jauh dapat
dilihat dari potensi yang dikandungnya, diantaranya ekstrak lumut dapat
digunakan sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan(tidak dimakan
oleh serangga), mengobati darah tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit
kulit, mengobati luka bakar, luka sayatan, mengobati penyakit jantung,
menumbuhkan rambut, menghilangkan racun akibat gigitan ular, sebagai
pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam tanah pertanian. Tumbuhan
lumut yang sudah dikenal manfaatnya sebagai obat-obatan terbagi atas dua
golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Beberapa tumbuhan lumut tersebut
antara lain:
1.
Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis
tersebut dapat digunakan sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat
gigitan ular.
2.
Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi
sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.
3.
Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat
digunakan sebagai obat antiseptik.
4.
Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan
untuk membantu pertumbuhan rambut.
5.
Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat
mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
6.
Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung
senyawa untuk mengobati penyakit jantung.
7.
Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna
untuk mengobati mengobati pneumonia.
Kesimpulan dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1.
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel
di pepohonan, bebatuan atau di atas tanah.
2.
Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang
terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm. Daun lumut tersusun atas selapis sel
berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu
tulang daunnya dan sebagainya.
3.
Klasifikasi Bryophyta (lumut)
antara lain Lumut daun / Musci, Lumut tanduk (Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae).
4.
Reproduksi lumut bergantian antara
seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya
dengan spora haploid yang dibentuk dalam
sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan
membentuk gamet -gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk
dalam gametofit.
5.
Manfaat Bryophyta (lumut) antara
lain lumut jenis tertentu dapat dijadikan sebagai obat seperti
obat hati, penyakit mata, dan kulit. Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antisepti dan lain-lain.
Sebagai seorang mahasiswa khususnya farmasi
sangat penting untuk mempelajari lumut mengingat keanekaragaman tumbuhan lumut
yang terdapat di Indonesia memiliki potensi sebagai obat-obatan karena kandungan
zat aktifnya. Hal tersebut juga dapat membuka peluang ekonomi yang besar bagi
industri obat-obatan yang membutuhkan bahan baku alami sebagai bahan dasar
untuk pembuatan obat-obatan dan keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri dapat
dipertahankan.
Gradstein, S.R., 2003, Ecology of Bryophyta. A Handout
Lecture of Regional Training Course On
Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens, Bogor, Indonesia.
Hasan, M. dan Ariyanti, N. S. 2004, Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango Volume 1, Balai Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango, Cibodas.
Tan, B.C., 2003, Bryophytes
(Mosses). A Handout Lecture of Regional Training Course On Biodeversity And Conversation
of Bryophytes And Lichen, Bogor, Indonesia.
Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.