Makalah Bekerja Keras
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa
adanya usaha untuk berjuang maka manusia tidak akan bisa bertahan untuk hidup.
Untuk itu manusia haruslah berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi segala
kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu berjuang memiliki makna yang cukup luas.
Di dalamnya terkandung nilai-nilai untuk bekerja keras. Tanpa adanya unsur itu
apa yang kita harapkan dan cita-citakan belum tentu akan tercapai. Dengan
bekerja keras dan tekun akan muncul sikap optimis dalam diri seseorang untuk
menggapai cita-citanya. Dengan adanya sifat kerja keras, manusia tidak akan
mudah goyah dan putus asa dalam menerjakan apa yang ia lakukan. Tidak mudah
putus semangat apabila dala melakukan pekerjaannya mengalami hambatan atau
bahkan kegagalan.
Dalam melakukan pekerjaan unsur kerja
keras tidak boleh lepas dari dirinya. Dengan kerja keras maka apabila ada
kesalahan atau kekurangan bisa segera di carikan solusinya. Sehingga sebuah
pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan uraian ini kami
bermaksud untuk membahas bagaimana halnya kerja keras dalam kehidpan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah yang dimaksud kerja keras?
2.
Bagaimanakah pentingnya kerja keras?
3.
Bagaimanakah konsep kerja keras?
4.
Bagaimanakah bentuk dan contoh kerja keras?
5.
Bagaimanakah Nilai-nilai positif dari kerja keras
dalam fenomena kehidupan?
6.
Bagaimanakah perilaku yang mencerminkan orang yang
bekerja keras?
7.
Bagaimanakah hikmah bekerja keras ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud kerja keras.
2. Mengetahui pentingnya kerja keras.
3. Mengetahui konsep kerja keras.
4. Mengetahui bentuk dan contoh kerja keras.
5. Mengetahui
Nilai-nilai positif dari kerja keras dalam fenomena kehidupan.
6. Mengetahui
perilaku yang mencerminkan orang yang bekerja keras.
7. Mengetahui hikmah bekerja keras.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerja
Keras
Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan
secara terus menerus tanpa mengenal lelah. Kerja keras juga dapat diartikan
suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius
sampai tercapai suatu tujuan. Agama islam mengajarkan umatnya agar selalu
bekerja keras dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. Segala sesuatu
yang dilakukan tidak dengan kerja keras, hasilnya tidak akan sempurna.
Sebaliknya, seberat apa pun suatu pekerjaan jika dilakukan dengan
sungguh-sungguh, niscaya hasilnya akan dapat diraih dengan baik.
Kerja keras merupakan sikap terpuji yang perlu
dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Kerja
keras adalah kunci dalam mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan
manusia.
Dengan kerja keras semua pekerjaan bisa cepat selesai dan
sebuah pekerjaan bisa terselesaikan dengan cepat, rapi dan maksimal sesuai yang
diharapkan. Tanpa adanya sifat kerja keras dalam menjalani sebuah pekerjaan
maka manusia akan cepat merasa putus asa dan mudah menyerah. Tidak merasa puas
dan bahkan bisa menjadi orang yang pesimis. Untuk itu maka manusia dituntut untuk
selalu memiliki dan menjaga sifat tersebut. Agar dalam menjalani kehidupan dan
melakukan pekerjaan tetap menjadi orang yang selalu optimis dan berpikiran
positif. Dengan begitu semua apa yang dicita-citakan oleh manusia akan terwujud
dengan baik.
B. Pentingnya Kerja Keras
Islam menganjurkan umatnya agar mau bekerja keras dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, islam membenci umatnya yang hanya
berpangku tangan, malas-malasan dan tidak mau bekerja mencari nafkah. Selain
bekerja keras, kita juga harus berdoa kepada Allah SWT, agar apa yang
diinginkan dapat terkabul. Sebab bekerja adalah usaha lahir yang harus
dilakukan manusia atau disebut juga syari’at, sedangkan berdoa adalah
ikhtiar batin yang harus dilakukan manusia atau disebut juga hakikat.
C. Konsep Kerja Keras
Kerja berarti berusaha atau berjuang dengan keras berarti sungguh-sungguh. Bekerja keras adalah
bekerja dengan gigih dan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu cita-cita. Bekerja keras tidak
mesti “banting tulang” dengan mengeluarkan tenaga secara fisik, akan tetapi
sikap bekerja keras juga dapat dilakukan dengan berpikir sungguh-sungguh dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kerja keras yaitu
bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian
disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk
kepentingan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT yang artinya sebagai berikut:
“ Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash “ 77)
Dengan demikian, sikap kerja keras
dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki, dan menjalankan tugas
sesuai dengan profesi masing-masing.
Pentingnya bekerja keras ini tersirat
dalam firman Allah surat al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya:
“ Apabila telah ditunaikan shalat,
maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. “
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat at-Taubah/9 ayat 105 yang artinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. “
Ayat di atas mengajarkan bahwa kita
tidak saja melakukan ibadah khusus, seperti shalat, tetapi juga bekerja untuk
mencari apa yang telah dikaruniakan Allah di muka bumi ini. Kemudian pada surat
at-Taubah di atas mengisyaratkan bahwa kita harus berusaha sesuai dengan
kemampuan maksimal kita dan hal itu akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang
yang beriman dilarang bersikap malas, berpangku tangan, dan menunggu keajaiban
menghampirinya tanpa adanya usaha. Allah menciptakan alam beserta segala isinya
diperuntukkan bagi manusia. Namun, untuk memperoleh manfaat dari alam ini,
manusia harus berusaha dan bekerja keras. Rasulullah SAW juga menganjurkan
umatnya untuk bekerja keras. Beliau menegaskan bahwa makanan yang paling baik
adalah yang berasal dari hasil keringat sendiri. Sabdanya:
عَنِ اْلمَقْدَادِ بْنِ سَعْدِ يَكْرِبَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ
خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلَِ يَدَيْهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدُ
كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ (رواه البخارى
Artinya: Tidak ada makanan yang
lebih baik bagi seseorang melebihi makanan yang berasal dari buah tangannya
sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendiri.
Perintah untuk bekerja keras juga
terdapat dalam firman Allah QS. Al-Insyiqoq ayat 6 yang artinya:
“Wahai manusia sesungguhnya kamu harus
bekerja keras (secara sungguh-sungguh) menuju keredaan Tuhanmu”.
Jadi semua umat Islam harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk
dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu pula yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir hayatnya. Misalnya
ketika ia mengembala biri-biri serta berniaga hingga ke negeri Syam dengan
penuh semangat dan jujur. Begitu pula para sahabat memberikan keteladanan
bekerja keras, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib dan lainnya. Mereka memiliki semangat kerja keras yang tinggi baik
dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah. Harta yang mereka
peroleh dari usaha yang kerja keras mereka gunakan untuk menyantuni fakir
miskin dan kepentingan agama Islam. Rasulullah SAW juga memberikan penghargaan
bagi orang yang bekerja keras.
Suatu ketika Nabi bertemu dengan
seorang sahabat, Sa'ad al-Anshari yang memperlihatkan tangannya yang melepuh
karena kerja keras. Nabi bertanya, "mengapa tanganmu hitam, kasar dan
melepuh?" Sa'ad menjawab, "tangan ini kupergunakan untuk mencari
nafkah bagi keluargaku." Nabi yang mulia berkata, "ini tangan yang
dicintai Allah," seraya mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh itu.
Bayangkanlah, Nabi yang tangannya selalu berebut untuk dicium oleh para
sahabat, kini mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh. Agar semangat kerja
keras selalu ada dalam diri, maka hendaknya kita beranggapan akan hidup
selamanya.
Namun dalam hal ibadah khusus, seperti
shalat, hendaknya kita beranggapan bahwa seolah-olah kita akan mati esok hari
sehingga kita bisa beribadah dengan khusyu’. Hal ini sesuai dengan pesan
Rasulullah SAW:
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ
اَبَدًا وَاعْمَلْ ِلآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Artinya: “bekerjalah untuk
kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya; dan bekerjalah
untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari”. (H.R.
Ibnu Asakir).
Semua manusia yang hidup di dunia ini
mempunyai jasmani dan rohani yang keduanya saling membutuhkan antara satu dan
lainnya. Kebutuhan jasmani berupa makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal.
Sedangkan kebutuhan rohani berupa pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang
sesuai dengan kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat diraih apabila kita mau
berusaha dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rizqi kepada
makhluk-Nya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak merobah
Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri". (Q.S Ar-Ra’du: 11)
Rasulullah pernah bersabda “amal
duniawi yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan usaha yang
dikerjakan untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Semua orang yang bekerja
dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktivitasnya sebagai ibadah asalkan
mereka berpegang pada ketentuan berikut:
1.
Harus menyesuaikan semua pekerjaannya
dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran Islam.
2.
Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya
memulainya dengan niat yang suci dan hati yang tulus.
3.
Setiap pekerjaan hendaklah dilakukan
dengan baik dan benar.
D. Nilai-Nilai Positif Dari Kerja Keras Dalam
Fenomena Kehidupan
Kerja keras, selain memiliki peranan
penting bagi kehidupan manusia, juga mengandung nilai-nilai positif yang dapat
mendatangkan manfaat bagi pelakunya. Di antara nilai-nilai positif kerja keras
adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki keimanan yang kuat dalam hati, sehingga tidak mudah
tergoda oleh bisikan dan rayuan setan, ketika menjalankan suatu pekerjaan.
2.
Memiliki kesabaran yang kuat sehingga tidak tergesa-gesa.
Tergesa-gesa merupakan perbuatan setan yang harus dihindari. Selain itu, setiap
pekerjaan memerlukan ketekunan dan ketelitian, agar mendapatkan hasil yang
baik.
3.
Memiliki keyakinan dalam hati bahwa bekerja yang baik sesuai
ajaran Islam termasuk ibadah, yang kelak akan mendapat pahala dari Allah SWT.
4.
Senantiasa berusaha sebisa mungkin agar pekerjaan tidak akan
menyimpang dari ajaran islam, sehingga selain mendapatkan hasil yang bagus juga tidak
melanggar aturan agama.
5.
Selalu waspada dan bersikap hati-hati dalam bekerja, agar
tidak mendatangkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
E. Perilaku yang Mencerminkan Orang yang Bekerja
Keras
Setiap Muslim yang beriman, hendaknya berusaha membiasakan
diri bersikap perilaku kerja keras. Sebagaimana diketahui, Islam telah
mengajarkan kepada umatnya agar mau bekerja keras dalam meraih kebahagiaan
hidup, baik di dunia maupun di akhirat dan berusaha membiasakan
diri bersikap perilaku kerja keras dalam hidupnya sehari-hari.
Untuk dapat membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras,
ada baiknya diperhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini.
1.
Biasakan bergaul dengan orang-orang yang mempunyai perilaku
kerja keras. Sebaliknya, hindari pergaulan dengan mereka yang memiliki perilaku
pemalas dan penghayal berat.
2.
Selalu ingat dan berpegang teguh pada aturan tata cara
bekerja yang baik menurut ajaran Islam, agar dalam melakukan suatu pekerjaan
tidak menyimpang atau melanggar ketentuan agama.
3.
Biasakan bersikap terbuka akan masukan, kritikan, teguran
atau nasihat dari pihak manapun yang tujuannya baik, terutama yang mengingatkan
kita ketika lupa atau salah.
4.
Selalu menjaga diri dari sikap perilaku tercela, baik ketika
bekerja maupun di luar waktu bekerja, sehingga akhlak seorang beriman akan
tetap terjaga dari perbuatan keji dan mungkar.
5.
Selalu bersedia mengingatkan orang lain yang sedang lupa
atau salah melanggar aturan bekerja, seraya melakukannya dengan cara-cara yang
santun dan terhormat.
6.
Panjatkan doa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan dapat
bersikap perilaku kerja keras dalam menjalani kehidupan. Sebab tidak ada
kebahagiaan yang dating dari langit tanpa ada usaha dan kerja keras.
7.
Mulailah membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dari
sekarang, agar kelak setelah dewasa menjadi orang yang sukses.
F. Hikmah Bekerja Keras
Allah SWT memerintahkan supaya kita
bekerja keras karena banyak himah dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera
keras maupun terhadap lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat, minat, pengetahuan, maupun
keterampilan.
2.
Membentuk pribadi yang bertanggung
jawab dan disiplin.
3.
Mengangkat harkat martabat dirinya baik
sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
4.
Meningkatkan taraf hidup orang banyak
serta meningkatkan kesejahteraan.
5.
Kebutuhan hidup diri dan keluarga
terpenuhi.
6.
Mampu hidup layak.
7.
Sukses meraih cita-cita.
8.
Mendapat pahala dari Allah, karena
bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari ibadah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kerja keras merupakan akhlak Terpuji yang seharusnya
dimiliki oleh setiap orang, terutama bagi seorang pelajar dalam proses pendidikan.
2.
Akhlak terpuji tersebut tidak hanya bentuk pemahaman konsep akan tetapi juga
diimplementasikan atau diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, terutama
sebagai umat muslim dalam mencetak prestasi bagi dunia peradaban Islam.
3.
Akhlak Terpuji tersebut merupakan refleksi dari beberapa sifat-sifat atau
akhlak terpuji yang merupakan kepribadian Rasulullah saw. Yang perlu kita
teladani.
B. Saran
Makalah ini sungguh kurang dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya agar lebih baik. Dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Alfat, dkk. 2003. Aqidah Akhlak. Semarang:
PT. Toha Putra
Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun Akidah dan
Akhlak. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Multahim, dkk. 2007. Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Yudistira
Tim
Penulis. 2009. Materi Inti dan Soal Jawab Pendidikan Agama Islam. Solo : PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Yunsirno. 2010. Keajaiban Belajar. Pontianak:
Pustaka Jenius Publishing