Makalah Angin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Massa
udara yang bergerak disebut angin. Angin
dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang
bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa
udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang
tekanan udara lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka
angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara
bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan
gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Variasi
arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan permukaan
yang licin (smooth), variasi yang diakibatkan oleh kekasaran permukan disebut
turbulensi mekanis. Turbulensi daat pula terjadi pada saat udara panas pada
permukaan bergerak ke atas secara vertikal, kaena adanya resistensi dari
lapisan udara di atasnya. Turbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan
atmosfer ini disebut turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi
konfektif. Fluktuasi kecepatan angin akibat turbulensi mekanis umumnya lebih
kecil tetapi frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat) dibandingkan dengan
fluktuasi akibat turbulensi termal (Karim,1985).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian Angin?
2.
Bagaimana
Proses Terjadinya Angin?
3.
Apa
Faktor Terjadinya Angin ?
4.
Apa
saja alat Pengukur Angin ?
5.
Jenis-Jenis
Angin ?
6.
Apa Manfaat dari
Angin?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
Pengertian Angin
2.
Mengetahui
Proses Terjadinya Angin
3.
Mengetahui
Faktor Terjadinya Angin
4.
Mengetahui
alat Pengukur Angin
5.
Mengetahui
Jenis-Jenis Angin
6.
Mengetahui Manfaat dari
Angin
BAB II
PEMAHASAN
A. Pengertian
Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh
rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Angin adalah udara yang
bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Apabila dipanaskan, udara
memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal
ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di
sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut
menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi
dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
B. Proses
Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi
panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah,
daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara
yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan
terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi
panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas,
akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Angin memiliki hubungan
yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena banyak paparan sinar
mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih
rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran
udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong
udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat
dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga yang rumit.
Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan menggunakan telapak
tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan.
Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik,
pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita
bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan
angin.
Udara dapat membawa
partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau atau aroma mulai
dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau
masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau
kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa
angin.
C. Faktor
Terjadinya Angin
1. Gradien barometris
Bilangan yang menunjukkan
perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien
barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
3. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan
bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya
gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin
kecil.
4. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari. Salah satu
faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan yang timbul
karena adanya perbedaan suhu udara. Kuat atau lemahnya hembusan angin
ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan kata lain
kecepatan angin sebanding dengan kelandaian tekanan udaranya. Disamping
kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti
pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek .Semakin besar perbedaan tekanan udara maka
semakin besar pula kecepatan angin berhembus.
Angin secara umum dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu :
·
Angin Geostropik
Angin yang timbul setelah gaya gradien
tekanan dan gaya coriolis mengalami keseimbangan serta paralel terhadap isobar.
·
Angin Gradien
Angin yang timbul akibat ada pengaruh gaya sentrifugal-sentripetal.
Angin yang timbul akibat ada pengaruh gaya sentrifugal-sentripetal.
Dimana kenyataan di alam isobar tidak pernah lurus akan
tetapi melengkung.
·
Angin Vertikal
Angin vertikal timbul karena adanya pengaruh
dari gaya gravitasi bumi dan juga gaya gerak udara keatas yang diakibatkan
adanya perbedaan tekanan.
D. Alat Pengukur
Angin
Alat alat pengukur angin adalah :
1.
Anemometer, yaitu alat yang
mengukur kecepatan angin.
2.
Wind vane, yaitu alat untuk
mengetahui arah angin.
3.
Windsock, yaitu alat untuk
mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. Biasanya
ditemukan di bandara – bandara.
E. Jenis-Jenis Angin
1. Jenis-Jenis Angin Lokal
a. angin
laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa
dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
b. Angin
darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin
jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan
perahu bertenaga angin sederhana.
c.
Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung
yang biasa terjadi pada siang hari.
d. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang
terjadi pada malam hari.
e. Angin Ribut/Puyuh
Biasa juga dikenal dengan puting
beliung, yaitu angin kencang yang datang secara tiba – tiba, mempunyai
pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan
punah dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Kecepatan angin rata – ratanya
berkisar antara 30 – 40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb)
yaitu awan yang bergumpal berwarna abu – abu gelap dan menjulang tinggi. Namun,
tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting beliung. Puting beliung dapat
terjadi dimana saja, di darat maupun di laut dan jika terjadi di laut durasinya
lebih lama daripada di darat. Angin ini lebih sering terjadi pada siang atau
sore hari, terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada peralihan
musim (pancaroba). Luas daerah yang terkena dampaknya sekitar 5 – 10 km, karena
itu bersifat sangat lokal.
2. Jenis-Jenis Angin Musim
a. Angin Fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn
yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah
dibuang pada saat hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman
yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun
daya tahan tubuhnya terhada serangan penyakit.
b. Angin Munsoon
Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan
berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya
pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah.
c. Angin Musim Barat
Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia
(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra
yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.
Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal pada
bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.
d. Angin Musim Timur
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus,
dan maksimal pada bulan Juli.
e. Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik
menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut
bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi
Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di
daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara
vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang
selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari
adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah
tenang).
f. Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah
maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut
Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti
Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti
passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering
ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun
di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun
di Australia.
Karena adanya Gradien Tekanan maka
angin akan selalu bertiup dari tempat yang memiliki tekanan udara tinggi ke
tempat dengan tekanan udara rendah. Sehingga menyebabkan angin bertiup dari
Lintang sedang ke daerah Ekuator.
F. Hubungang
Angin Dan Tekanan Udara
Kecepatan angin adalah
kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter
diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin merupakan
faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada
permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya
tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi
oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin dapat diukur
dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer yang paling
banyak digunakan adalah anemometer mangkok.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan angin akan berpengaruh
pada banyak hal. Berikut ini adalah beberapa hal yang terjadi sebagai akibat
pengaruh kecepatan angin :
·
Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur
penerbangan. Selain kecepatan angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam
bidang perhubungan terutama untuk transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran
jalur penerbangan, kecepatan angin juga sangta berpengaruh pada transportasi
laut.
·
Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga
berpengaruh pada bidang telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat
dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi
lapisan ionosfer yang mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan
listrik dimana dengan adanya lapisan ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran
radio/menonton televisi.
·
Bidang Pariwisata
Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah,
serta udara yang sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata,
baik wisata darat maupun laut. Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta
kecepatan angin yang sedang maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati
·
Bidang Pertanian
Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan
kecepatan angin yang tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif
membantu terjadinya persarian bunga. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin
kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan
berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih.
G. Manfaat Angin
Manfaat angin adalah sebagai berikut :
1.
Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara,
bahkan untuk menembus batas lintas negara, misalnya seperti Orang Buton.
2.
Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel
atau batubara, di negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik
pengganti bahan bakar diesel atau batubara.
3.
Angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.
4.
Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off
atau landing pesawat di landasan pacu bandara.
5.
Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan
gerah. seperti pada alat kipas angin.Dibidang olahraga, ski air, paralayang ,
dan lain-lain.
H. Pengaruh Angin
Terhadap Tanaman
Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca
seperti suhu yang optimum dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan
sebaik-baiknya, kelembaban udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan
tanah dan penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap
air sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas
yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu
dalam penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih
aktif membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan
pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk
menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran
benih dan akan menimbulkan penyerbukan silang.
Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat
menimbulkan bahaya dalam Penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa
menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan
hama penyakit seperti perkembangan jamur.
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan
cuaca yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan
patogen cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa patogen dipencarkan oleh angin. Dari hasil
penelitian Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada satu musim
tanam tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan
penurunan kelembaban udara. Pada bulan kering maupun bulan lembab peningkatan
kecepatan angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan mendukung
pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan konidium hanya
memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.
Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi
peningkatan jumlah luka pada tanaman inang dan dapat pula mempercepat
pengeringan permukaan tanaman yang basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat
dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau tidak langsung
melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena
hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau
melalui pasir yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman
terluka dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.
Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan
oleh angin karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah
yang tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga
mudah diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada
umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat tanah, di lapisan udara yang
paling tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya penyakit
tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan sering
sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati karena kekeringan dan sinar
matahari pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu mengendap
tidak tepat jatuh pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat anginnya
maka spora yang akan tersebar pun akan semakin jauh keberadaannya.
Angin
hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan lingkungan
karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki
misalnya penanaman tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan silang. Namun
jika permasalahan penyebaran patogen maka usaha yang dapat dilakukan yaitu pengendalian
sedini mungkin agar mengurangi jumlah patogen yang dapat disebarkan oleh angin.
Selain itu dapat pula menggunakan tanaman pematah angin agar laju dan arah
angin dapat sedikit dikendalikan seperti menanam pohon penahan angin yang dapat
menjamin perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon pelindung. Misalnya
tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga
memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya pematah angin maka laju dan arah
angin menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga penyebaran patogen akan
lebih kecil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angin adalah udara yang
bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara
memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal
ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di
sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut
menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi
dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas
matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang
menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih
panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi
perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih
besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya
akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini
mudah-mudahan dapat memenuhi tugas mata kuliah ini. Dan apa bila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan, saya mohon kritik dan
sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tjasyono, Bayon.
2004. Klimatologi. Bandung : ITB.