Kehidupan Politik Dan Ekonomi Indonesia Pada Awal Kemerdekaan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dengan adanya makalah ini kami tujukan untuk mempermudah pembelajaran dan memenuhi tugas menyelesaikan makalah ini pada mata pelajaran Sejarah Indonesia Bab Penjajahan Hindia-Belanda khususnya membahas tentang Kehidupan Ekonomi, Politik, Sosial awal Kemerdekaan Indonesia.
Makalah ini kami rancang untuk memenuhi nilai tugas, juga meningkatkan pengetahuan, dan kreativitas. Di dalam makalah ini terdapat materi-materi yang lebih mudah untuk dipahami sehingga kita dengan mudah dapat kita kuasai.

B.     Rumusan Masalah
1.   Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan?
2.   Bagaimana kehidupan politik masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan?
3.   Bagaimana kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan?

C. Tujuan

1.   Mengetahui kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan
2.   Mengetahui kehidupan politik masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan
3.   Mengetahui kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan



BAB II
PEMBAHASAN

A.                Kehidupan Ekonomi Masyarakat Indonesia pada Awal Kemerdekaan
a.        Keadaan Ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan
     Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau tersebut disebabkan karena :
 Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.Ø
 Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan yang mantap.Ø
 Sepeninggalan pemerintah pendudukan Jepang dimana ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang Jepang.Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari keterpurukan.Ø
 Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.Ø
 Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi nasional.Ø
 Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdeaan Indonesia dan masih terus melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.Ø
     Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah
sebagai berikut.
1.    Terjadi Inflasi yang sangat tinggi
Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan karena :
 Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali (pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).Ø
 Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari bank-bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yang jumlahnya mencapai 2,3 milyar.Ø
 Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang tidak berlaku.Ø
     Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang yang dikeluarkan pemerintah Jepang di sisi lain ketersediaan barang menipis bahkan langka di beberapa daerah. Kelangkaan ini terjadi akibat adanya blokade ekonomi oleh Belanda. Uang Jepang yang beredar sangat tinggi sedangkan kemampuan ekonomi untuk menyerap uang tersebut masih sanat rendah. Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab pada masa pendudukan Jepang petani merupakan produsen yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat dijual, sementara nilai tukar mata uang yang mereka miliki sangat rendah. Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku di wilayah Republik Indonesia, yaitu:
-          Mata uang De Javasche Bank
-          Mata uang pemerintah Hindia Belanda
-          Mata uang pendudukan Jepang
     Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah yang diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang baru yaitu Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford. Uang NICA ini dimaksudkan untuk menggantikan uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu. Upaya sekutu tersebut merupakan salah satu bentuk pelangaran kesepakatan yaitu bahwa selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, maka tidak ada mata uang baru.
     Karena tindakan sekutu tersebut maka pemerintah Indonesia pun mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti uang Jepang.

2.    Adanya blokade ekonomi dari Belanda
            Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu keluar masuk perdagangan Indonesia terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :
-          Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
-          Mencegah keluarnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya.
-          Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa lain.
     Dengan adanya blokade tersebut menyebabkan:
-          Barang-barang ekspor Indonesia terlambat terkirim.
-          Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak barang-barang ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.
-          Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.
-          Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.      
            Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah :
       -      Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan
       -      Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan eksistensinya.
-      Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh Belanda.


3. Kekosongan kas Negara
              Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnya belum ada sementara pengeluaran negara semakin bertambah. Penghasilan pemerintah hanya bergantung kepada produksi pertanian. Karena dukungan dari bidang pertanian inilah pemerintah Indonesia masih bertahan, sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk.

b. Upaya Mengatasi Blokade Ekonomi Belanda ( NICA )
     Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai
Berikut :
1.    Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India
     Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan bahwa pada pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000 ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia tidak memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain yang sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum internasional.
     Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya kerjasama dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.

2.    Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri
     Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain : Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc). Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha tersebut dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan Bank dan Perdagangan, suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet, teh, dan lain-lain.
     Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan Indonesia dan akan memuat barang ekspor dari Indonesia dicegat dan seluruh muatannya disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda. Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan Singapura. Usaha tersebut dilakukan sejak 1946 sampai akhir masa perang kemerdekaan. Pelaksanaan ini dibantu oleh Angkatan laut Indonesia serta pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor. Karena perairan di Sumatra sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat. Hasilnya Indonesia berhasil menyelundupkan karet yang mencapai puluhan ribu ton dari Sumatera ke luar negeri, terutama ke Singapura. Dan Indonesia berhasil memperoleh senjata , obat-obatan dan barang-barang lain yang dibutuhkan.
     Pemerintah Indonesia pada 1947 membentuk perwakilan resmi di Singapura yang diberi nama Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia berusaha menembus blokade ekonomi Belanda dengan melakukan perdagangan barter. Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu juga berperan sebagai perantara dengan pedagang Singapura dengan mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan.
     Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu Kementrian Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang.


B.     Kehidupan Politik Masyarakat Indonesia pada Awal Kemerdekaan
    a.        Pembentukan Badan-Badan Kelengkapan Negara
     Setelah proklamasi dikumandangkan, esok harinya yaitu 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya yang menjadi kelanjutan sidang BPUPKI pada 10-16 Juli 1945 yang membahas rancangan Undang- Undang Dasar Negara RI. Hasil sidang ini adalah :
-     Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
-     Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs.Moh.Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia.
-     Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu Presiden selama MPR dan DPR belum terbentuk.
     Pada Minggu, 19 Agustus 1945, PPKI melanjutkan sidangnya yang dipimpin oleh Otto Iskandarnita yang menghasilkan dua keputusan mengenai :
-     Pembagian wilayah yang terdiri atas delapan provinsi beserta calon gubernurnya
-     Pembentukan Komite Nasional Daerah.
     Rapat PPKI dilanjutkan pada 22 Agustus 1945 yang berlokasi di Gedung Kebaktian Rakyat Jawa. Rapat kali ini diadakan untuk membahas tiga masalah utama yang dipimpin oleh wakil presiden Republik Indonesia serta menghasilkan keputusan sebagai berikut :
-     Komite Nasional Indonesia (KNI) adalah badan yang berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat pusat hingga daerah;
-     Partai Nasional Indonesia (PNI) dirancang sebagai partai tunggal RI, namun akhirnya dibatalkan;
-     Badan Keamanan Rakyat (BKR) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.
Pada 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan hasil sidang PPKI
tersebut tetapi keputusan yang menyangkut ketetapan kedua yaitu PNI sebagai satu-satunya partai politik, tidak jadi diberlakukan. 
-  Komite Nasional Indonesia
     Setelah membentuk KNI pada 18 Agustus 1945, PPKI kembali membentuk KNIP pada 22 Agustus 1945 yang berpusat di Jakarta. Badan yang diketuai oleh Mr.Kasman Singodimedjo ini diumumkan pada 25 Agustus 1945 dan dilantik pada 29 Agustus 1945. untuk tingkat daerah dibentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) yang berada di seluruh provinsi di Indonesia dan badan ini berkembang sebagai badan legislatif. Pada 16 Oktober 1945 KNI menyelenggarakan sidangnya yang pertama yang menghasilkan :
-     Membentuk Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) yang beranggota 15 orang;
-     Mengusulkan kepada presiden supaya KNI diberi kekuasaan Legislatif selama MPR/DPR belum terbentuk.
     Usul Komite Nasional tersebut mendapat sambutan dari pemerintah yang segera mengeluarkan maklumat wakil presiden No.X yang isinya sesuai dengan usulan KNIP. Setelah BPKNIP terbentuk, kegiatan pertama yang dilakukannya adalah mengajukan usulan kepada pemerintah untuk segera membentuk pertain-partai politik. Usul tersebut dilakukan melalui pengumuman BPKNIP No.3 tanggal 30 Oktober 1945 dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :
-     BPKNIP menganggap roda pemerintahan telah berputar maka telah tiba saatnya untuk megusahakan pengertian rakyat; keputusan PPKI tentang pembentukan hanya satu partai politik.
     Usul BPKNIP tentang penolakan pembentukan partai politik diterima oleh pemerintah yang kemudian mengeluarkan maklumat pemerintah No.3 pada 30 Oktober 1945 yang isinya :
-     Pemerintah menghendaki adanya partai-partai politik, karena akan membuka jalan bagi semua aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
-      Pemerintah berharap supaya partai-partai politik itu telah tersusun sebelum dilaksanakan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946.
     Segera setelah maklumat politik itu lahir partai-partai politik baru antara lain adalah Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Buruh Indonesia (PBI) Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Katolik, Partai Kristen dan Partai Sosialis. 

-       Kabinet Republik Indonesia
     Pembentukan 12 kementerian dalam kabinet dan pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi seperti yang diputuskan dalam sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945, direalisasikan pada 2 September 1945. Adapu susunan kabinet pertama Republik Indonesia sebagai berikut:
1.      Menteri Dalam Negeri                       : R.A.A.Wiranatakusumah
2.      Menteri Luar Negeri                          : Mr.Ahmad Subardjo
3.      Menteri Keuangan                             : Mr.A.A.Maramis
4.   Menteri Kehakiman                           : Prof. Dr. Mr. Supomo
5.   Menteri Kemakmuran                        : Ir. Surachman Tjokroadisurjo
6.   Menteri Keamanan Rakyat                : Supriyadi
7.   Menteri Pengajaran                            : Ki Hajar Dewantara
8.   Menteri Penerangan                           : Mr. Amir Syarifudin
9.   Menteri Kesehatan                             : Dr. Buntaran Martoatmodjo
10. Menteri Sosial                                    : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum                  : Abikusno Tjokrosujoso
12. Menteri Perhubungan ad interim       : Abikusno Tjokrosujoso
13. Menteri Negara                                  : Wachid Hasyim       
14. Menteri Negara                                  : Mr. R.M.Sartono
15. Menteri Negara                                  : Dr. Mr. Amir
16. Menteri Negara                                  : Otto Iskandardinata
     Kabinet tersebut merupakan kabinet presidensil yang bertanggung jawab kepada presiden yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden dan tugasnya adalah membantu presiden menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan amanat UUD 1945. Menindaklanjuti keputusan PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 tentang pembagian wilayah, maka panitia kecil yang terdiri dari Mr.Ahmad Subardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman Singodomedjo, membentuk departemen dan membagi wilayah Indonesia atas 8 provinsi hasilnya adalah sebagai berikut :
1.      Sumatera                                : Teuku Mohammad Hasan
2.      Jawa Barat                             : Sutardjo Kartohadikusumo
3.      Jawa Tengah                          : R. Pandji Suroso
4.      Jawa Timur                             : R.M. Surjo
5.      Nusa Tenggara                       : I Gusti Ketut Pudja
6.      Maluku                                   : Mr.J. Latuharhary
7.      Sulawesi                                 : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8.      Kalimantan                             : Ir. Pangeran Moh. Noor

b.        Kehidupan Politik
     Dengan diperkenalkannya sistem politik multipartai, tidak dengan sendirinya menciptakan tatanan politik yang demokratis seperti yang diharapkan semula. Sebaliknya yang terjadi adalah meningkatnya perebutan kepentingan golongan dalam partai-partai politik Pembentukan partai-partai politik yang mulanya dimaksudkan untuk menyalurkan aspirasi rakyat melalui partai politik malah dimanfaatkan oleh politisi sebagai ajang perebutan kursi atau jabatan. Akibatnya adalah sering bergantinya kabinet-kabinet dalam pemerintahan karena dijatuhkan oleh perlemen (KNIP).           Pergantian kabinet dalam kurun waktu 1945-1950 adalah sebagai berikut.
1.      Kabinet Presidensiil pertama : 12 September 1945 – 14 November 1945
2.      Kabinet Syahrir I : 14 November 1945 – 12 Maret 1946
3.      Kabinet Syahrir II : 12 Maret 1946 – 20 Oktober 1946
4.      Kabinet Syahrir III : 20 Oktober 1946 – 27 Juni 1947
5.      Kabinet Amir Syarifuddin I : 3 Juli 1947 – 11 November 1947
6.      Kabinet Amir Syarifuddin II : 11 November 1947 – 29 Januari 1948
7.      Kabinet Hatta I (Presidentil) : 29 Januari 1948 – 4 Agustus 1948
8.      Kabinet Darurat (PDRI) : 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949
9.      Kabinet Hatta II (Presidentil) : 4 Agustus 1949 sampai 20 Agustus 1949


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

            Dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menandakan berdirinya sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat pengakuan dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka betul-betul sah.
            Seiring perjalanannya pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan tersebut, gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan Politik terjadi, namun dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja terjadi perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatasi.
            Hal seperti itulah yang patut dicontoh bangsa Indonesia masa sekarang dalam membangun bangsa ini, walaupun banyak permasalahan, banyak tekanan dari berbagai aspek dan pihak, tetapi para-para pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan memperjuangkan kedaulatan dan keseimbangan NKRI. Maka dari itu kita sebagai agen penerus dan pembangun bangsa wajib meneruskan serta memperbaharui apa yang telah pemimpin-pemimpin kita lakukan guna mengharumkan nama Indonesia, membangun bangsa agar Indonesia berkembang dan menjadi negara maju, dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar memberikan yang terbaik untuk NKRI, karena tanpa-Nya tidak akan terjadi perbaikan. Tugas kita saat ini adalah memperjuangkan apa-apa yang telah dahulu telah diperjuangkan dimasa sekarang demi satu nama untuk “ INDONESIA “


DAFTAR PUSTAKA

Mustopo, M. Habib. 2014. Sejarah Indonesia Kelas XI SMA.Jakarta : Yudistira



Subscribe to receive free email updates: