Banglades Negara Bekembang



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Bangladesh adalah negara yang lahir pada 1971, dengan cara melepaskan diri dari Pakistan. Sebelumnya bernama Provinsi Pakistan Timur, yang bersama Provinsi Pakistan Barat, menjadi bagian dari Negara Islam Pakistan. Sebagaimana diketahui, Pakistan yang memperoleh kemerdekaan pada 14 Agustus 1947, merupakan wadah bagi aspirasi dan kepentingan komunikasi Muslim di anak Benua India. Sebaliknya, aspirasi dan kepentingan komunitas Hindu tertapung dalam Negara India yang merdeka pada 15 Agustus 1947.
            Mengapa Bangadesh memisahkan diri dari Pakistan? Jawaban dari pertanyaan ini cukup rumit dan kompleks. Banyak faktor yang menjadi pendorong, diantaranya faktor politik dan administrasi, eknomi, sosial, budaya, serta jarak yang jauh. Faktor persamaan agama sebgai tali pengikat rupanya tidak cukup kuat.
            Kajian mengenai lahirnya Negara Bangladesh sedikit banyak dapat dikomparasikan dengan negara kita. Artinya ada pelajaran yang bisa ditarik dari sana. Yakni bagaiman mempertahankan keutuhan bangunan suatu bangsa yang penduduknya beraneka ragam dan majemuk. Kurangnya saling pengertian dan pemahaman akan merusak keutuhan tersebut, yang pada gilirannya menimbulkan kekecewaan/ketidakpuasan dan pada akhirnya pemisahan diri.

B. Rumusan Masalah
      1.            Bagaimana Latar Belakang Geografis Bangladesh?
      2.            Bagaimana Perkembangan Ekonomi Bangladesh?
      3.            Apa saja Faktor yang mempengaruhi Bangladesh menjadi negera Berkembang?
C. Tujuan
      1.            Mengetahui Latar Belakang Geografis Bangladesh.
      2.            Mengetahui Perkembangan Ekonomi Bangladesh.
      3.            Mengetahui Faktor yang mempengaruhi Bangladesh menjadi negera Berkembang.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Geografis Bangladesh
            Bangladesh, yang berarti bangsa Bengali, mempunyai luas wilayah yang relatif kecil, hanya sekitar 147.570  atau 56.977 mill. Namun sekalipun wilayahnya kecil, Bangladesh dikenal sebagai salah satu negara yang berpenduduk paling banyak dan paling miskin di dunia. Pada waktu memisahkan diri dari Pakistan tahun 1971, penduduk Bangladesh berjumlah lebih dari 80 juta jiwa. Pada 1980-an, penduduk Bangldesh telah bertambah menjadi lebih dari 96 juta jiwa. Sedangkan pada tahun 2011, penduduk Bangladesh telah meningkat menjadi 161.083.804 jiwa.
            Wilayah Bangladesh sebagian besar dibentuk oleh delta dua sungai utama, yaitu Sungai Gangga yang berhulu di Pegunungan Himalaya India (di Bangladesh disebut Sungai Padma) dan Sungai Brahmaputra (di Bangladesh disebut Sungai Jamuna) yang bermata air di Pegunungan Himalaya Nepal. Kedua sungai itu dipertemukan oleh Sungai Meghna dan disebut sebagai sungai Mahapadma. Dari kedua sungai tersebut, dihasilkan anak-anak sungai yang banyak, sehingga Bangladesh benar-benar merupakan lahan yag sangat subur bagi pertanian. Tetapi meskipun sanga subur dan dikenal sebagai lumbung padi di Asia Selatan, Bangladesh selalu dihadapkan pada ancaman banjir bandang yang datang setiap musim hujan, terutama karena letaknya yang sangat rendah dari permukaan laut.
            Pada dasarnya wilayah Bangladesh terdiri atas bagian Bengala sebelah timur (Bengala Barat masuk wilayah India) dan ditambah dengan Distrik Assam yang bernama Sylhet. Beribu kita di Dhaka. Wilayah ini sewaktu masih menjadi bagian dari Negara Pakistan, dipisahkan dari saudaranya (Pakistan Barat) sejauh lebih dari 1.000 mil ( 1. 600 km).
            Penduduk Bangladesh biasanya dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni suku mayoritas Bengali dan suku Bukit Chittagong. Sebagian besar penduduknya Muslim, dengan perincian proporsi: 89,7% beragama Islam; 9,2% beragama Hindu; beragama Budha 0,7% dan beragama Katolik-Roma 00,3% dan selebihnya kelompok animis sebanyak 0,1%. Bahasa utama yang dipakai penduduknya adalah bahasa Bengali, sementara bahasa Inggris dipergunakan secara luas dalam pemerintahan, dunia usaha dan pendidikan tinggi.
            Dilihat dari sudut rasial, sebagian besar penduduk Bangladesh (suku bangsa Bengali) merupakan cabang dari ras Indo-arya, yang telah mengalami pencampuran dengan ras Dravida. Ini nampak dari ciri fisik mereka yang rata-rata bertubuh langsing, kulit coklat, perawakan agak pendek, rambut hitam mengkilat dan paras penuh perasaan.

B.  Perkembangan Ekonomi Bangladesh
            Perekonomian Bangladesh ditandai oleh kemiskinan yang ekstrem dan diliputi oleh pergolakan politik yang sering terjadi di negara tersebut. Setelah merdeka dari Inggris, diperkirakan 20 juta orang mengungsi, dengan Muslim bergerak dari India dan membanjiri Bangladesh. Migrasi ini menyebabkan negara ini kekurangan perumahan, dukungan medis, dan makanan.
            Tapi masalah ini hanyalah permulaan dari masalah ekonomi negara. Banjir, siklon, dan tsunami menyedot sumber daya ekonomi Bangladesh. Kegagalan panen berulang mengakibatkan seringnya kelaparan yang menimpa jutaan orang. Korupsi politik dan pertikaian politik melemahkan kemampuan pemerintah untuk memenuhi potensinya dalam melakukan pembangunan
            Pertumbuhan penduduk yang cepat seringkali melampaui keuntungan ekonomi tahunan. Kepadatan penduduk yang tinggi di negara tersebut menghilangkan lahan yang berpotensi produktif dari penggunaan pertanian. Pencemaran lingkungan juga adalah masalah besar dan membutuhkan biaya mahal untuk dipecahkan. Kekuasaan tidak memadai, bahkan negara menjadi salah satu negara dengan penggunaan energi per kapita paling rendah di dunia
Sama seperti negara berkembang lainnya, pertanian adalah pekerjaan utama mayoritas penduduk Bangladesh. Hampir dua pertiga dari angkatan kerja terlibat dalam pertanian. Namun, pertanian hanya menyediakan seperlima dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Pertanian di Bangladesh adalah pekerjaan yang sangat menantang. Sebagian besar petani bekerja di sebidang tanah yang sangat kecil.
C. Faktor yang mempengaruhi Bangladesh menjadi negera Berkembang
            Bangladesh menjadi anak macan baru di Asia? Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik, mengingat kemajuan ekonomi Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir ini yang cukup tinggi (6 persen/tahun). Banglades yang merdeka pada tahun 1971, mulai mengungguli pertumbuhan ekonomi per kapita saudara tuanya, Pakistan, sejak 2006 sebesar rata-rata 2,5 persen per tahun. PDB per kapita Bangladesh (USD 1.602 tahun 2017) sedikit lebih tinggi daripada Pakistan (USD 1.541), atau Nepal (USD 834); namun lebih rendah dari India (USD 1,983), Bhutan (USD 2,903) atau Sri Lanka (USD 4,085).
            Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa ekonomi Bangladesh cukup sehat beberapa tahun terakhir ini. Dari segi fundamental pasar, stabilitas politik memungkinkan kegiatan ekonomi tumbuh pesat. Walaupun secara insidentil terjadi riak-riak politik (antara lain kejadian tahun 2004 dan 2006), namun secara keseluruhan aktivitas ekonomi berjalan normal. Bangladesh juga nyaman berada di antara dua kekuatan regional yaitu China dan India, tidak ada masalah perbatasan antara Bangladesh dengan kedua negara itu.
            Selain pertumbuhan ekonomi makro yang mantap tadi, mata uang Taka juga relatif stabil selama puluhan tahun hingga kini. Bangladesh tidak begitu tergantung dengan naik turunnya harga BBM dunia. Sumber energi untuk industri berasal dari gas alam (56 persen), selebihnya dari minyak, tenaga air, dan batubara. Energi nuklir sedang dibangun dengan bantuan Rusia, dan energi surya semakin banyak digunakan di kota-kota dan pedesaan.

            Selain industri pakaian jadi, yang merupakan komoditas ekspor utama, ekonomi Bangladesh juga didukung oleh beberapa sektor industri yang cukup maju, seperti industri farmasi yang memenuhi 97 persen kebutuhan domestik, industri kapal yang sudah diekspor ke Eropa, dan produk elektronika dari Walton Group  yang mulai merambah Eropa. Kemajuan ekonomi Bangladesh juga disumbang oleh partisipasi sosial yang besar. Grameen Bank telah lama memberdayakan kaum perempuan dalam mengembangkan ekonomi rumahan melalui pinjaman skala kecil. Kemudian, lembaga sosial BRAC (Building Resources Across Communities) terlibat aktif dalam mengembangkan ekonomi rakyat sejak awal berdirinya negara. Dari 100 ribu pekerja BRAC, sekitar 70 persennya adalah perempuan, dengan produk barang dan jasa yang menjangkau 126 juta orang dari 163 juta penduduk Bangladesh.
            Kaum perempuan yang terlibat aktif dalam perekonomian skala kecil menjadi faktor penting dalam meningkatkan taraf kesehatan dan pendidikan masyarakat Bangladesh. Angka harapan hidup Bangladesh (72 tahun) kini lebih tinggi dari India (68 tahun) dan Pakistan (66 tahun). Indikator kemajuan lain terlihat dari relatif lebih banyaknya transaksi digital penduduk Bangladesh (34,1%, 2017), dibandingkan dengan rata-rata penduduk Asia Selatan (27,8%).
            Kemajuan ekonomi Bangladesh itu tidak terlepas dari upaya pemerintah PM Sheikh Hasina yang sejak awal pemerintahannya (2009) telah mencanangkan Bangladesh  untuk masuk ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah pada tahun 2021, dan kemudian ke dalam kelompok negara maju  pada 2041 atau 70 tahun setelah merdeka. Pertumbuhan 8% per tahun ditargetkan untuk menjadikan visi itu tercapai.
            Upaya pokok yang dilakukan adalah mendiversifikasi ekspor garmen ke komoditas lain, seperti elektronik dan barang konsumen bernilai tinggi lain. Pemerintah juga terus menyederhanakan prosedur kepabeanan, mempermudah pembebasan lahan, meningkatkan akses pengusaha swasta terhadap kredit, dan membuat situasi keamanan lebih stabil.
            Namun Bangladesh juga menghadapi banyak tantangan yang tidak ringan. Pertama. Bangladesh, seperti halnya Indonesia, mengalami keterbatasan infrastruktur yang cukup akut. Kualitas infrastruktur secara umum dalam indeks persaingan global tahun 2017-18 versi World Economic Forum menempati urutan ke 116 dari 137 negara. Lebih dari seperlima penduduk tidak tersambung jaringan listrik, banyak pabrik harus menyediakan generator listrik sendiri untuk menghadapi pemadaman listrik. Kualitas transportasi udara Bangladesh juga menunjukkan peringkat yang rendah (ke-115), jauh lebih rendah dari Pakistan (91) atau India (61).
            Kedua, iklim investasi masih belum baik. Tingkat kemudahan berbisnis di Bangladesh menurut data Bank Dunia cukup rendah, yaitu ke-177 dari 190 negara. Beberapa indikator kemudahan berbisnis yang masih buruk adalah antara lain proses memulai usaha baru (19,5 hari), mengurus sambungan listrik baru (428 hari), mengurus izin konstruksi (244 hari).
            Ketiga, Bangladesh juga menghadapi masalah korupsi. Dalam peringkat indeks persepsi korupsi tahun 2017 Bangladesh menempati urutan ke 143 dari 183 negara. Diantara negara-negara Asia Pasifik, Bangladesh hanya lebih baik daripada Kamboja, Korea Utara dan Afgnistan.
            Jika pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina dan rakyat Bangladesh dapat menjaga stabilitas politik di dalam negeri, maka tidak mustahil Bangladesh akan muncul menjadi anak macan baru dari Asia selatan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Bangladesh adalah negara yang lahir pada 1971, dengan cara melepaskan diri dari Pakistan. Bangladesh memiliki arti tempat orang-orang Bengala. Pecahnya Pakistan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor geografis, politik, ketidakseimbangan militer, bahasa, dan ekonomi. Karena banyak perbedaan seperti bahasa, pakaian dan cara hidupnya dengan Pakistan Barat, maka saat itu timbul keinginan untuk memisahkan diri dan memutuskan hubungan dengan Pakistan.
            Bangladesh sebagai suatu negara memiliki sejarah yang gelap, bahkann hingga sampai saat ini masih menjadi salah satu negara termiskin di Dunia. Lahirnya Banglades  juga tidak dapat dipisahkan dengan faktor pendukung atau pendorong lahirnya negara ini. Faktor-faktor tersebut ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
B.  Saran
Sejalan dengan simpulan di atas penulis, menuliskan saran sebagiai berikut:
1.  Bagi pembaca
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan bagi penulis pada khusunya, dalam penggunaan makalah ini sebagai sebahagian kecil bacaan dan sebagai referensi.
2.   Bagi penulis
Semoga makalah ini mampu menjadi tambahan wawasan dan pengalaman, serta sebagai acuan dalam membuat karya yang lebih  baik lagi di masa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

Alfianti, Ririk. (2014). Lahirnya Negara Bangladesh. [Online]. Tersedia : http://ryrykyuuya.blogspot.co.id/2014/03/perang-kemerdekaan-bangladesh.html . [26 November 2019].
Anonim. (2012). Bangladesh.[Online]. Tersedia : http://arkisejarah.blogspot.co.id/2012/04/pendahuluan-semenjak-pakistan-resmi.htm . [26 November 2019].
Masitoh, Siti. (2013). Lahirnya Negara Bangladesh. [Online]. Tersedia : http://sitimasitohsejarah12.blogspot.co.id/2013/06/lahirnya-negara-bangladesh.html . [26 November 2019].
Suwarno.(2012). Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.

Subscribe to receive free email updates: